Dewan Pers Rekomendasikan Hak Jawab dan Permohonan Maaf
Jember, Motim – Seorang guru sebuah SMK di Jember, membantah memiliki hubungan khusus dengan seorang pria yang juga berprofesi sebagai guru. Wanita ini menegaskan bahwa hubungannya dengan pria yang juga sebagai guru itu, hanya sebatas teman kerja.
“Tidak ada hubungan khusus apa pun. Kami sebatas teman kerja karena profesi kita sama, dan mengajar di mata pelajaran yang sama,” kata perempuan berinisial YA ini kepada Motim, Minggu (11/10).
Pernyataan YA itu merupakan hak jawab atas pemberitaan Memo Timur pada medio 14 Agusutus 2020 dengan judul: Sore Hari, Dua Oknum Guru SMK Tepergok Keluar Hotel. Berita itu ditayangkan di halaman pertama.
“Disebutkan di berita itu ada dugaan perselingkuhan. Padahal tidak ada. Kami bertemu dalam rangka membicarakan tentang urusan pekerjaan,” tegas YA.
Menurut YA, dia mengenal pria berinisial YS itu karena sama – sama mengajar mata pelajaran bahasa Inggris. Namun keduanya mengajar di SMK yang berbeda.
“Kami ini tergabung dalam organisasi MGMP, yakni guru-guru yang mengajar di mata pelajaran yang sama,” kata YA.
Dia lalu menceritakan kronologi pertemuannya dengan YS di sebuah hotel di Jember. Menurut YA, dia menemui YS berkaitan dengan data untuk acara webinar.
“Waktu itu dia saya hubungi dan saya tanya posisinya di mana. Dia bilang sedang di hotel. Karena saya butuh data itu segera, akhirnya saya datangi dia di hotel,” terang YA.
Perempuan ini juga menegaskan, pertemuannya dengan YS terjadi di tempat terbuka, yakni lobi hotel. Jadi tidak di kamar hotel.
“Bertemu di lobi, jadi banyak orang. Bukan di kamar hotel,” tandasnya.
Usai bertemu dengan YS, YA kemudian kembali ke tempatnya mengajar. Selanjutnya dia melakukan aktifitas seperti biasa.
“Sangat disayangkan kalau kemudian muncul berita seolah kami ini punya hubungan khusus. Padahal tidak sama sekali,” tegasnya.
YA berharap pernyataannya ini bisa meluruskan apa yang menjadi dugaan sebelumnya. Sebab hal itu sangat berdampak bagi keluarganya dan tempatnya bekerja.
“Keluarga dan lembaga tempat saya bekerja. Terutama lembaga saya, karena saya tidak ingin nama lembaga saya kena dampaknya. Oleh karena itu saya merasa perlu untuk meluruskan,” ungkap YA.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Memo Timur, Yakub Mulyono mengatakan, pihaknya telah menerima surat dari Dewan Pers terkait pemberitaan sebelumnya. Ada dua hal yang menjadi rekomendasi Dewan Pers.
“Pertama adalah memberikan ruang hak jawab kepada yang bersangkutan. Kedua, hak jawab disertai permintaan maaf. Oleh karena itu, dalam hak jawab ini saya mewakili redaksi menyampaikan permohonan maaf terhadap yang bersangkutan dan sejumlah pihak atas pemberitaan tersebut,” ungkapnya. (*)