Bondowoso, Motim – Di Bondowoso terdapat hutan pelangi yang batang pohonnya tampak berwarna-warni. Kawasan ini diajukan sebagai Global Geological Park ke UNESCO untuk bidang biologi.
“Betul. Kawasan hutan itu diajukan sebagai Global Geological Park ke UNESCO, dengan subtitle National Geopark Ijen,”kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Parpora Bondowoso, Arif Setyo Raharjo, ketika dikonfirmasi oleh awak media.
Lebih jauh Arif memaparkan, kawasan hutan pelangi tersebut saat ini memang dikelola oleh Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan lembaga tersebut. Kawasan hutan pelangi itu memang berpotensi dan sudah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai Global Geopark bidang biologi,” kata Arif.
Data lain dihimpun, kawasan hutan pelangi seluas sekitar 23 hektar itu masuk dalam Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sumberwringin. Kawasan ini juga digunakan untuk kegiatan penelitian dengan core research (penelitian utama) litbang bidang pemuliaan pohon dan konservasi genetik.
Sebuah kawasan hutan di wilayah Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, terdapat tanaman pohonnya tampak berwarna-warni. Warga sekitar menyebutnya Hutan Pelangi.
Disebut hutan pelangi karena batang pohon yang memiliki nama Latin eucalyptus ini memang tampak berwarna-warni bak pelangi yakni hijau, kuning, merah jingga, hingga kebiruan.
Seorang ahli biologi dari Universitas Jember, Rendy Setiawan, menyebutkan bahwa warna pada batang pohon eucalyptus itu disebabkan karena proses oksidasi antara kambium dengan oksigen.
Sehingga ketika getah atau kambium tanaman itu mengelupas, jadilah gradasi warna. Batang pohon di hutan pelangi tersebut akan berwarna hijau, kuning, merah jingga, hingga biru tua, lalu coklat. Siklus tersebut akan berlangsung dan selalu berulang sepanjang tahun. (*)