Lumajang, Motim-Kopi, biasanya akan terasa lebih nikmat jika disajikan dalam keadaan panas. Siapa sangka jika ada kopi yang justru rasanya jauh lebih nikmat dikonsumsi ketika sudah benar-benar dingin. Itulah kopi wine.
Kopi wine diperoleh dari proses kopi yang panjang, sehingga menghasilkan cita rasa yang benar-benar khas. Biji kopi yang diolah dengan cara fermentasi ini memiliki rasa seperti anggur, sehingga dinamakan kopi wine.
Dimas Maftuhan Fajri, warga Dusun Krajansatu, RT 02 RW 01 Desa Burno, Kecamatan Senduro mengatakan jika ia mengambil biji kopi dari petani yang ada di wilayah Senduro dan Pasrujambe untuk dioleh menjadi kopi wine. “Biji kopinya kerjasama dengan teman-teman di sini,” katanya saat dihubungi, Kamis (10/12/20).
Dimas menjelaskan, sejauh ini ia lebih banyak memproduksi kopi wine dari kopi robusta. “Sebetulnya lebih enak itu yang dari kopi arabika. Tapi karena terkendala bahan baku kopi arabika yang jumlahnya sangat terbatas, jadi saya pakai yang robusta,” jelasnya.
Menurutnya, kendalanya ini dikarenakan petani kopi arabika masih banyak yang menanam dan juga baru belajar memanen untuk mendapatkan kopi arabika. “Rekan-rekan masih baru belajar,” katanya lagi.
Dari biji kopi yang baru dipanen, kata Dimas, biji kopi tersebut direndam kemudian dututup rapat (diungkep, Bhs Jawa Red) beberapa hari, setelah itu dijemur hingga mengeluarkan aroma manis. Selanjutnya akan diroasting hingga menghasilkan kopi wine.
Bubuk kopi wine miliknya ini dikemas dalam kemasan 200 gram dan dibanderol dengan harga 30 ribu per kemasan. Pemasarannya selain menitipkan ke warung-warung, dirinya juga memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Setiap bulannya ia mampu memproduksi kopi 15 hingga 20 kilogram. Sedangkan omset bruto perbulannya sekitar 3 jutaan. Dirinya juga mengaku pernah kirim kopi untuk café yang ada di Kalimantan sekitar 50 kilogram.
“Ini saya jual murah Mas, apalagi pas pandemi seperti sekarang ini, untung sedikit yang penting lancar,” pungkasnya. (cw7)
