Jember, Motim-Sebanyak 9 mahasiswa dari Badan eksekutif mahasiswa universitas Muhammadiyah (BEM UM) Jember menggelar aksi bakti sosial membagikan sembako bagi para pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Gedung DPRD Jember, Senin (26/7/2021).
Dalam aksinya itu, para mahasiswa itu juga sembari mendorong gerobak PKL, sebagai bentuk sindiran tentang keluhan yang dialami para pedagang PKL tersebut.
Karena selama pandemi Covid-19 ditambah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, mengalami kesulitan berdagang.
Sebagai tuntutan dalam aksi yang dilakukan, para mahasiswa itu juga mendesak anggota DPRD Jember menyumbangkan 50 persen gajinya dialokasikan bagi penanganan dampak covid-19 di Jember.
“Dari survei langsung yang kami lakukan terhadap 100 PKL di Jember, bahwa bantuan sosial (Bansos) yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah belum merata,” kata Presiden mahasiswa (Presma) BEM Unmuh Jember, M.Yayan disela menggelar aksi damai di halaman kantor DPRD Jember, Senin (26/7/2021) siang.
Hal itu dirasakan para PKL sejak dari Pandemi Covid-19, hingga kebijakan PPKM Darurat diberlakukan.
“Sehingga karena bantuan sosial pemerintah ini belum merata. Kami minta 50 persen gaji anggota dewan dialokasikan untuk mereka yang terdampak PPKM ini,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Yayan, dalam keterangan resminya BEM Unmuh Jember juga menyoroti langkah Pemkab Jember yang mematikan penerang jalan umum (PJU) yang dinilai kurang efektif.
Terpisah, anggota dewan dari Fraksi PAN yang menemui masa aksi, Nyoman Aribowo mengklaim bahwa upaya membantu masyarakat terdampak telah dilakukan para anggota dewan sejak jauh-jauh hari.
“Kami ini ndak usah disuruh, sudah berupaya melakukan untuk rakyat. Tapi tentunya tidak kami ungkapkan ke publik. Tapi kalaupun itu ingin diketahui, akan kami sampaikan terbuka,” kata Nyoman.
Nyoman mengatakan, setiap anggota dewan memiliki konstituen atau masyarakat dari daerah pemilihannya yang telah dibantu oleh masing-masing anggota dewan.
“Soal-soal begini dewan pasti sudah bergerak. Nanti bisa dicek di lapangan,” katanya.
Terpisah salah seorang PKL Suhadi mengatakan, terkait bantuan sembako yang diterima olehnya. Baru pertama kali dirasakan.
“Alhamdulillah baru pertama kali ini saya dapat. Sebelumnya tidak dapat. Saya tidak tahu kenapa. Tapi Alhamdulillah sekarang dapat,” kata pria yang juga berprofesi sebagai pengayuh becak ini.
“Terkait bantuan sembako ini juga bermanfaat buat kami. Karena susahnya sekarang mencari penghasilan. Kami menerapkan prokes pakai masker itu. Tapi kalau kami tidak kerja, bagaimana dapat penghasilan,” ungkapnya.
Pantauan di lokasi aksi, puluhan anggota polisi dari Polres Jember berpakaian lengkap menjaga aksi dari para mahasiswa itu. Untuk menghindari terjadinya aksi yang tidak diinginkan, juga agar jangan sampai terjadi kerumunan.
Diketahui juga sebelum melakukan aksinya. Dari Polres Jember melakukan Swab Tes Antigen bagi peserta aksi. Sebagai langkah prokes di masa Pandemi Covid-19.
Sempat terjadi perdebatan antara mahasiswa dengan anggota polisi.
Karena pihak aparat kepolisian sempat melarang massa berorasi untuk menghindari terjadi provokasi. Namun kemudian karena menghindari kericuhan, massa aksi memilih membubarkan diri setelah melakukan aksinya.
“Untuk Swab tes itu upaya kami menjaga kesehatan. Aksi sudah dilakukan oleh mahasiswa. Yang di swab tes ada 9 orang (seluruh peserta aksi). Karena adanya sebanyak itu,” kata Kabag OPS Polres Jember Kompol Agus Supariyono.