Surabaya, Motim-Menjelang keberangkatan ke Papua, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur, Erlangga Satriagung terus melakukan pengawasan kepada para atlet Puslatda. Bukan hanya kesehatan melainkan gaya hidup dari para atlet pun diperhatikan.
Atlet Puslatda dilarang melakukan interaksi dengan orang luar selain yang berada di dalam mess. Alasannya, KONI Jatim tidak ingin para atletnya terpapar Covid 19 jelang keberangkatannya di PON XX Papua Oktober mendatang.
Erlangga menuturkan, akan ada cabang olah raga yang akan berangkat terlebih dahulu karena mereka mendapat pertandingan di tanggal 12 September mendatang, yakni cabang olah raga Selam dan Dayung. Maka dalam waktu 15 hari sebelum keberangkatan, atlet ini harus dilakukan PCR. Jika hasilnya positif, atlet belum tentu bisa ikut berangkat sehingga menjadi sia-sia persiapan selama 4 tahun kebelakang.
“Persiapan ini sudah dimulai sejak Agustus ini setiap cabor tidak boleh mengadakan pertandingan perlombaan atau istilahnya mereka tidak diperbolehkan berinteraksi dengan orang luar,” terang Erlangga, Rabu (01/09/2021).
Lebih lanjut dikatakan oleh Erlangga, nantinya akan ada pendampingan yang cukup ketat dari tenaga kesehatan khusus atlet. KONI Jawa Timur menyiapkan tim medis cukup banyak. Di antaranya tim psikologi ada sebanyak 18 orang, tim dokter 15 orang, tim nutrisi ada 12 orang yang nantinya menjaga atlet ketika berada di Papua.
“PON Papua kali ini kita benar-benar harus menjaga atlet. Apalgi dengan kondisi pandemi jadi berbeda dengan kondisi di PON Jabar dulu. Persiapan tim medis kita cukup ketat untuk menjaga setiap atlet yang akan bertanding,” pungkasnya. (ady)