Unej Mulai Lakukan Kuliah Tatap Muka

by -

Jember, Motim-Disampaikan lewat video berdurasi 59 detik melalui akun medsos instagram @univ_jember,  pada 11 Oktober 2021, Universitas Jember (Unej) mulai menerapkan perkuliahan dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di kampusnya.

Dalam akun medsos resmi Unej itu, pada video itu menunjukkan pegawai Humas Unej, Cak Iim yang menyampaikan informasi mulai kapan diterapkan PTM Terbatas dan syarat-syarat yang harus dilakukan mahasiswa saat mengikuti perkuliahan secara luring terbatas itu.

banner 728x90

“Hai sobat Unej ya opo kabare? Ketemu lagi dengan Cak Iim Unej, tetap sehat ya? Kenapa? Karena Insya Allah rencananya pertengahan Oktober 2021 nanti. Universitas Jember sudah mulai perkuliahan tatap muka secara terbatas. Namun karena namanya saja terbatas, untuk tahap awal ini. Hanya bagi kawan-kawan mahasiswa angkatan 2020, dan kawan-kawan yang mengambil mata kuliah praktikum yang bisa datang ke kampus,” kata Cak Iim dalam video tersebut.

Namun demikian, terkait pelaksanaan PTM terbatas itu, ada ketentuan yang harus diikuti para mahasiswa sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah Pandemi Covid-19 saat ini.

“Syaratnya, harus sudah mendapat izin dari orang tua, dan telah melakukan vaksinasi Covid-19 tahap kedua,” katanya.

“Selain itu, bagi mahasiswa dari luar Kabupaten Jember diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri selama 5 hari terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan melakukan swab tes sebelum melakukan kegiatan perkuliahan,” sambungnya.

Informasi melalui medsos itu, diketahui telah diunggah sekitar 28 September lalu. Yang juga dilengkapi dengan surat resmi yang dikeluarkan oleh pihak kampus.

Menanggapi hal itu, salah seorang mahasiswa Unej

Unej Ghifari Pangestu menyambut baik kabar baik tersebut. Menurut Ghifari, Unej sudah jauh lebih siap dari pada universitas lainnya terkait tentang persiapan perkuliahan secara tatap muka langsung itu.

“Turut Alhamdulillah seperti kabar yang beredar bahwasannya tanggal 11 Oktober, sekitar 25 persen untuk mahasiswa angakatan tahun 2020 itu mengadakan uji coba perkuliahan secara luring,” ucap Ghifari.

Karena kondisi saat ini masih dalam pandemi Covid-19, kata Ghifari, dengan menerapkan PTM terbatas memang lumrah dilakukan. Setidaknya untuk kegiatan perkuliahan tidak lagi hanya monoton dengan cara daring yang terkesan kaku.

“Jadi lebih enak jika dengan tatap muka langsung. Namun perlu disadari, dalam kondisi pandemi ini, kita harus maklum. Jadi tidak sepenuhnya offline (luring) , tapi dengan sistem hybrid. Yakni setengah online dan setengah offline,” ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum HMI Komisariat Ekonomi Unej ini juga mendukung langkah Unej dalam menerapkan PTM Terbatas.

“Agar nanti teman-teman yang dekat dengan komisariat dan di sekitaran lingkungan Jember itu dapat tetap mendapatkan pembelajaran secara offline. Supaya nantinya tidak kaku dalam menghadapi setiap problematika yang ada di lapangan,” ujarnya

“Pertama harus luruskan niat, tetap berkomitmen, dan tetap untuk berproduktif. Karena otak ini jika berhenti untuk berfikir, otomatis juga daya ingat akan menurun. Lalu semangat pun akan menurun juga,” katanya.

Salah satu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unej Zainuri mengatakan, terkait PTM Terbatas, untuk Perguruan Tinggi khususnya Unej, sudah menyiapkan dengan baik dan persyaratannya (prokes) harus ketat.

“Dimana peserta (mahasiswa) harus sudah mengikuti vaksinasi dua kali, dan juga harus sudah mendapatkan izin dari orang tua. Itu persyaratan sudah cukup ketat, dan memenuhi standar prokes,” ucap Zainuri saat dikonfirmasi usai sambutan.

Untuk pelaksanaan PTM tersebut, lanjut Zainuri, Insya Allah akan dilaksanakan 11 Oktober mendatang.

“Sehabis UTS (Ujian Tengah Semester), jadi diharapkan sudah bisa masuk. Itu pun hanya peserta (mahasiswa) yang asalnya dari Jember. Dan tentunya sudah memenuhi standar kesehatan itu,” ujarnya.

Kata Zainuri, PTM Terbatas untuk teknisnya sendiri, menggunakan metode learning.

“Jadi juga diadakan PTM, dan sekaligus dimasukkan ke media zoom. Sehingga perlu perangkat tambahan,” katanya.

“Misalnya papan elektronik, jadi bagaimana papan itu bisa dimanfaatkan secara online (daring). Bisa bekerja sendiri seperti di zoom. Sehingga yang ikut tatap muka bisa mengerti, dan yang online juga bisa melihat materi yang disampaikan dosen saat mengajar,” sambungnya.

Yang kemudian, PTM itu kuliahnya tidak seperti diam saja seperti di aplikasi zoom biasa. “Tapi bisa bergerak dan di arahkan,” kata Zainuri menambahkan.

Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Kaprodi Ekonomi Syariah ini menyampaikan, saat ini terdapat beberapa ruangan kelas yang sudah ada fasilitas papan elektroniknya.

“Di (Fakultas) Ekonomi itu ada 20 kelas. Karena beli papan elektronik lumayan mahal harganya. Nantinya akan bertahap di semua ruangan kelas akan di fasilitasi papan elektronik juga,” tuturnya.

Kemudian untuk batasan saat pelaksanaan PTM itu, lanjut Zainuri, kapasitas maksimal di dalam ruangan hanya diperbolehkan 50 persen mahasiswa.

“Dan di dalam kelasnya sudah diatur semua. Sehingga tidak lupa menerapkan prokes dengan ketat pastinya,” pungkas Zainuri. (*)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.