Jember, Motim-Ratusan penghobi dan pecinta layangan yang berkumpul dan menggelar kegiatan kopi darat (Kopdar) di Kebun PTPN XII Perbatasan Desa Klatakan dan Desa Selodakon, Kecamatan Tanggul, dibubarkan polisi.
Para peserta tidak hanya dari Kabupaten Jember, diantaranya dari Kabupaten Lumajang dan Banyuwangi. Mereka langsung membubarkan diri saat anggota Mapolsek Tanggul datang ke lokasi.
Pembubaran itu dilakukan, kata Kapolsek Tanggul AKP Miftahul Huda, karena tidak berizin, dan kondisi pandemi di Kabupaten Jember. Apalagi saat ini berstatus PPKM Darurat Level 3.
“Kami terpaksa membubarkan acara Kopdar Layangan, karena tidak kantongi izin. Selain itu, mengingat kondisi Jember saat ini (PPKM Darurat) Level 3,” kata Miftahul Huda, Minggu (10/10/2021) petang.
Acara seminggu sekali yang digelar para pecinta layangan itu, dari informasi yang dihimpun wartawan, dihadiri oleh ratusan orang.
Untuk anggota komunitas itu, diketahui untuk wilayah Kabupaten Jember ada 500 anggota. Sedangkan di wilayah Kecamatan Tanggul, ada 34 orang anggota.
“Sehingga saat ini panitia penyelenggaran masih kami periksa (penyelidikan), terkait pelanggaran prokes,” katanya
“Selain itu, mengingat kondisi saat ini (pandemi Covid-19, dan PPKM Darurat Level 3). Seluruh kegiatan yang mengundang kerumunan tidak diperbolehkan,” sambung mantan Kapolsek Ledokombo ini.
Terpisah, Ketua Panitia Penyelenggara Rio Arif Pratama Putra mengatakan, terkait kegiatan kopdar para pecinta layangan itu, rutin diadakan seminggu sekali, dan berpindah tempat.
“Kegiatan kopdar geden ini memang rutin digelar seminggu sekali, dengan tempat yang berpindah-pindah, kebetulan hari ini di Kecamatan Tanggul,” ujar Rio.
Namun meski jumlah anggotanya mencapai ratusan, dalam kegiatan kopdar ini dirinya memastikan tidak ada unsur judi.
“Seluruh peserta yang ikut kegiatan ini gratis, bahkan doorprize (hadiah kejutan), untuk layangan yang terjauh dalam mengudara, juga tidak mendapat hadiah berupa uang, melainkan senar layangan dengan bobot setengah kilogram,” ungkapnya.
Kegiatan kopdar itu sebagai ajang silaturahmi antarpecinta dan penghobi layangan.
“Sebagai ajang silaturrahmi antar anggota, yang selama ini hanya lewat grup WA atau medsos,” katanya.
Diketahui dari kegiatan tersebut, para peserta kopdar itu datang dengan kendaraan mobil bak terbuka dan truk. Sembari membawa layangan dengan berbagai ukuran.
Mulai dari seukuran kurang lebih 2 x 1 meter. Juga ada layangan besar berukuran 3 x 5 meter. Lengkap dengan aksesoris ekor layangan yang panjangnya mencapai 8 meteran. (*)