Motim, Lumajang-Aksi dugaan kekerasan seorang oknum guru terhadap siswa terjadi di Yosowilangun, Lumajang.
DM (17) pelajar asal Desa Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, mengaku menjadi korban penganiayaan gurunya sendiri. DM mengaku dianiaya MLA guru SMA di kawasan Yosowilangun Lumajang. Laporan tindak pidana dugaan kekerasan terhadap siswa ini tertuang dalam laporan polisi nomor urut : STTLP/-B/227/XI/RES.1.6./2021/SPKT Polres Lumajang.
Dalam laporannya tertuang Pidana UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,pasal 80. Dalam hal ini Gandut ayah korban bertindak sebagai pelapor.
Saat dikonfirmasi, DM mengaku pada Motim, awal permasalahan bermula saat pada siswa asyik bermain game, sembari pergantian mata pelajaran, namun guru MLA datang menegur dan memukul pakai buku, tapi kenapa yang dipukul kepala hanya DM sendiri, yang lain dipukul lengan tangan. Lalu MLA tidak terima dengan protes ke DM, sehingga MLA semakin brutal memukul korban hingga tersungkur.
Akibat penganiayaan gurunya, korban mengalami luka dileher dan luka memar dipelipis mata hingga mata memerah. Korban memilih melaporkan kasus ini ke polisi agar diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Usai membuat laporan polisi, korban menjalani visum di rumah sakit Lumajang dan diterima penyidik Reskrim Unit PPA Polres Lumajang.
Ditempat terpisah, Kantor Hukum Yustitia Indonesia (KHYI) Cabang Jember, Koko Ramadhan selaku pimpinan cabang sudah berkoordinasi dengan Ayah korban (G) dan diminta untuk mendampingi korban dan melapor ke Polres Lumajang.
Kepala Sekolah Yuni Eka Tungahari. S.E. menjelaskan kepada Motim, bahwa ia tidak mengetahui betul peristiwa itu karena saya sedang ada kegiatan di Lumajang. Yuni menjelaskan jika sudah memanggil 4 siswa sebagai saksi dan menjelaskan kronologi masalahnya.
“Bahwa DM menyolot dan mengganggu teman teman kelas dan akhirnya ditegur dan terjadi peringatan dari guru,” jelas Yuni, lusa kemarin.
MLA selaku terlapor menambahkan jika masalah yang terjadi sebenarnya bukan pemukulan melainkan peringatan dengan memukul menggunakan buku.
“Dan terkait jatuhnya DM itu tidak benar, yang benar saya hanya mendorong,” jelas MLA.(din)