Lumajang, Motim-Sabtu (25/12/2021) kemarin merupakan perayaan Natal bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Sebagai bentuk perayaan agama bagi umat Katolik dan Kristen.
Namun perayaan Natal di wilayah Kabupaten Lumajang tahun 2021 ini terasa berbeda.
Pasalnya pada Sabtu (4/12) kemarin, terjadi musibah Awan Panas Guguran di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang. Sehingga kini masyarakat Kabupaten Lumajang masih mengalami duka akibat dampak dari APG gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Perlu diketahui, setelah 3 minggu bencana alam itu berlalu, warga terdampak APG Semeru berusaha bangkit dari dampak bencana.
Bahkan status tanggap darurat bencana Gunung Semeru dinyatakan berakhir pada Jumat 24 Desember 2021, kemarin. Hal ini disampaikan Komandan Satgas tanggap darurat gunung Semeru Letkol Inf. Andi A. Wibowo di pendopo kecamatan Pasirian usai melakukan rapat dengan sejumlah pihak.
Selanjutnya, Pemkab Lumajang melakukan masa transisi selama 90 hari sejak tanggal 25 Desember 2021 sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lumajang.
Saat perayaan Natal 2021 ini, diketahui 7 orang relawan dan anggota TRC BPBD Jember yang beragama Nasrani mengaku beruntung bisa merayakan hari Keagamaannya. Meskipun dirayakan saat masih bertugas.
Pasalnya di tengah menangani dampak bencana, perayaan Natal masih bisa dirayakan bersama keluarga.
“Kami ada 7 orang yang beragama Nasrani. Malam kemarin dan pagi tadi kami dapat melaksanakan Misa dan bersama keluarga. Merayakan Natal,” kata salah seorang anggota TRC BPBD Jember Dwi Nurcahyo saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di rumahnya.
Pria yang akrab dipanggil Ayon ini mengaku, saat terjadinya bencana APG Gunung Semeru. Ia bersama anggota TRC BPBD Lumajang dan relawan lainnya ikut membantu masyarakat terdampak.
“Baik di Pronojiwo, dan Curah Kobokan yang terdampak paling parah,” katanya.
Tapi 3 minggu berlalu, lanjutnya, kondisi mulai pulih kembali dan warga mulai bangkit dari keterpurukan.
“Saat itu kami ragu apakah masih bisa merayakan Natal tahun ini. Tapi beruntung rekan-rekan relawan dan anggota TRC BPBD di Lumajang memahami perayaan agama kami. Jadi kami dapat izin dan bisa merayakan Natal dengan keluarga,” ungkapnya.
Namun diakui oleh Ayon, hati kecilnya yang merasa prihatin dengan bencana alam kemarin. Masih tetap membuatnya tetap bersiaga meskipun lepas tugas.
“Iya jadinya begini, saya merayakan Natal tapi juga masih pakai seragam. Tetap berkoordinasi dengan rekan-rekan di lapangan. Karena upaya pencarian korban, dan membantu warga terdampak di pengungsian masih terus kami lakukan,” ucapnya.
Ayon pun mengucap doa, agar dampak bencana dapat segera tertangani maksimal. “Karena kasihan warga, sehingga sebagai sesama saudara kami juga mendoakan semoga bencana alam ini berlalu. Kita semua bangkit dari musibah yang sudah terjadi,” pungkasnya. (*)