Jember, Motim-Ratusan nelayan di Jember mengeluhkan kelangkaan solar bersubsidi yang terjadi di sejumlah SPBU. Mereka terpaksa harus mengantre sangat lama untuk mendapat solar agar bisa tetap melaut.
“Saya harus antre mulai jam 5 pagi hingga dapat jam 12 siang, itupun tidak sesuai surat dengan kapasitas yang tertera, biasanya 200 liter, hari ini cuma dapat 100 liter,” keluh nelayan Kecamatan Puger, Ali Basri saat dihubungi, Selasa (29/3/2022).
Menurur Ali, solar mulai langka sejak awal tahun lalu. Semakin hari, kelangkaan solar semakin parah.
“Semakin hari antrenya semakin lama. Antrean juga semakin panjang,” katanya.
Bahkan, lanjut Ali, ada beberapa nelayan yang tidak kebagian solar. Padahal sudah antre sangat lama. Akhirnya, nelayan pun saling berbagi.
“Akibatnya para nelayan harus berbagi jatah solar agar bisa melaut,” katanya.
Karena solar yang didapat tidak sesuai kebutuhan, nelayan pun tidak berani terlalu jauh dalam mencari ikan. Disesuaikan dengan stok solar.
“Tidak sejauh biasanya dan nilai tangkapan dipastikan tidak seperti biasa pendapatan nelayan,” keluhnya.
“Mau gimana lagi, hanya bisa berharap ada kebijakan pemerintah atas masalah ini agar solar tidak sulit dan nelayan Puger bisa melaut,” imbuhnya.
Hal senada dikeluhkan pemilik perahu berkapasitas besar, Rito. Menurut nelayan Puger ini, jika pasokan di tiap stasiun pengisian yang dirinya tahu sejak dulu yaitu kapasitas 5000 liter, sekarang dikurangi hingga 2000 liter.
“Ada pengurangan, jadi kami harus memutar otak dengan mencari di beberapa SPBU sekitar dan kadang mencari di tempat eceran dengan harga di atas rata rata,” terangya.