Jember, Motim-Kasus penganiayaan siswa SMP Negeri 2 Desa Sarimulyo, kecamatan Jombang yang telah mencuat di permukaan dan video berdurasi 37 detik sempat viral, berbuntut mediasi pada Senin,(4/4/2022).
Semua pihak telah dikumpulkan, antara keluarga penganiaya dan teraniaya dan dihadiri pihak sekolah dan terjadi mediasi. Namun pihak keluarga korban M-K yang beralamat di kecamatan Sumberbaru tetap kekeh proses hukum dan hal tersebut disampaikan langsung kakek korban saat di Mapolsek Jombang.
“Keluarga besar kami ingin dilanjutkan proses hukum saja, untuk keluarga pelaku aniaya juga sudah meminta maaf ke kami kita maafkan, tapi proses hukum kami lanjutkan,” kata Hermanu kakek korban saat ditemui di mapolsek Jombang.
Hermanu juga menjelaskan perihal kelanjutan kasus ini, karena keluarga besarnya sangat tidak terima melihat kejadian aniaya tersebut.
“Salah satunya hal ini biar tidak terulang lagi dan para pelaku aniaya bisa jera akan apa yang mereka lakukan terhadap cucu saya, maka dari itu kasus ini kami lanjutkan,” imbuhnya.
Terpisah, Aipda Andrianto Widodo SH Kanit Reskrim Mapolsek Jombang menyikapi kasus ini mengatakan.
“Semua sudah kita kumpulkan, dan keluarga korban ingin melanjutkan dan kita proses hukum, dan karena para korban dan pelaku masih dibawah umur nanti bisa proses pengadilan yang menentukan,” ungkap Kanit.
Kanit Reskrim juga menambahkan, jika untuk Pelaku aniaya sudah jelas ada 5 siswa berinisial TH, TR, MH,DF serta AG dan semua murid SMP 2 Jombang dan tidak satu kelas.
Terkait peristiwa aniaya tersebut, pihak kepala sekolah SMP 2 Jombang Moh Kosim saat di konfirmasi di mapolsek Jombang juga menyangkal jika kejadian tersebut terjadi pada saat jam pelajaran berlangsung, namun pihaknya menerangkan jika itu sudah pulang sekolah dan kejadian berada di luar sekolah juga.
“Kejadian pada saat itu sudah pulang sekolah mas dan berada diluar sekolah juga, dan pada saat itu pagi itu sekolah ada kegiatan bersih bersih bersama,” ungkap kepala sekolah.
Ditanya lebih jauh tentang bagaimana nanti proses selanjutnya para pelaku aniaya apakah masih bersekolah ditempat yang sama atau tidak, pihak kepala sekolah belum menentukan sikap.
“Untuk anak anak yang tersangkut Aniaya kami belum menentukan sikap, tapi kami sudah ada progres untuk mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, atas kasus aniaya dan pengakuan para pelaku aniaya jika sebelum terjadi aniaya mereka gelar pesta miras tersebut pihak sekolah juga sempat kaget.
Atas landasan tersebut dan pasca kejadian pihak sekolah yang disampaikan melalui kepala sekolah jika razia akan terus dilakukan, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
“Kami akan sering lakukan operasi di tas para murid, antisipasi hal hal tidak terduga agar peristiwa ini tidak terjadi lagi,” tutur kepala sekolah yang baru 1 bulan menjabat di sekolah SMP 2 Jombang tersebut.(Lum)