Surabaya Motim
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat, tren jumlah penderita hipertensi meningkat. Data ini menunjukkan adanya masalah terhadap kesehatan penduduk Jatim yang harus segera diatasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, dr. Erwin Asta Triyono mengatakan, yang menjadi perhatian saat ini adalah, bagaimana mencegah hipertensi tidak datang di usia produktif.
“Tugas kita mencegah hipertensi datang di usia lebih muda. Karena usia juga menjadi faktor risiko datangnya hipertensi. Kita harapkan di usia di atas 56 tahun hipertensi baru muncul. Jangan sampai terjadi di usia produktif,” tuturnya.
Erwin menambahkan, penyebab hipertensi salah satunya dari faktor genetik. Ketika orang tuanya terkena diabetes, kemungkinan besar anaknya terkena hipertensi.
“Namun kondisi ini bisa dicegah supaya tidak datang lebih awal. Caranya dengan pola hidup sehat, asupan gizi yang sehat, cukup tidur, cukup olah raga, hindari alkohol, hindari merokok. Silakan nikmati hidup normal tanpa hipertensi,” terangnya pada Selasa (1/11/2022), usai
Seminar Kesehatan Tradisional dalam rangkaian peringatan HKN ke-58 yang jatuh setiap tanggal 12 November, dengan tema Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
Menurut Erwin meningkat kasus penderita hipertensi, disikapi Dinkes Jatim dengan tindakan preventif dan kuratif.
“Ketika kasus hipertensi meningkat yang dilakukan adalah tindakan preventif dan kuratif. Kuratifnya dengan deteksi dini, supaya jangan hipertensi masuk ke tahap komplikasi, seperti stroke, gagal ginjal dan jantung,” imbuhnya.
Erwin juga menyarankan, supaya masyarakat lebih banyak mengkonsumsi obat herbal dengan menanam berbagai jenis tanaman obat.
“Kita maksimalkan area tanah kita. Kemudian kita tularkan ke tetangga, teman, saudara. Sehingga bangsa kita mandiri di bidang kesehatan,” tandasnya.(ady)