Surabaya, Motim-Unit Pelaksana Teknis Taman Budaya Jawa Timur (UPT TBJT) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur kini memulai berkegiatan. Namun dengan cara yang berbeda. Penyajian seni budaya kini dilakukan melalui virtual dan bisa dilihat melalui media sosial milik UPT TBJT.
UPT TBJT mengawali dengan melangsungkan perekaman kegiatan seni budaya Jaranan di gedung Cak Durasim, Jl Gentengkali Surabaya. Dalam perekaman video seni budaya ini tidak ada satu pun penonton yang hadir.
“Kami melakukan perekaman kegiatan seni budaya ini untuk bisa dihadirkan melalui virtual. Ya untuk mengobati rasa kangen para penikmat seni budaya yang biasanya hadir langsung, sebelum masa pendemi Covid-19. Kini mereka bisa melihatnya di media sosial Taman Budaya Jatim,” tutur Kepala UPT TBJT, Agus, kemarin.
Dikatakannya, kali ini ada tiga sanggar yang diikutsertakan dalam seni budaya Jaranan. Ada tujuh macam Jaranan di Jatim. Untuk saat ini, Jaranan Bodhak dari Sanggar Bina Tari Bayu Kencana Kota Probolinggo, Jaranan Turangga Yaksa dari Sanggar Dimar Dance Theatre Kabupaten Trenggalek, dan Reyog Ponorogo dari Sanggar Wafa Budaya Kota Surabaya.
Setelah perekaman video ketiga sanggar tadi, lanjut Agus, nantinya pihaknya juga kembali melakukan perekaman yang sama di ketiga daerah lainnya, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung.
“Rekaman video itu nantinya akan dikirimkan ke PKN (Pekan Kebudayaan Nasional). Karena kegiatan ini berasal dari anggaran pusat. Apapun yang dikerjakan juga dilaporkan ke pusat. Pusat juga ada kegiatan PKN pada September/Oktober, nantinya video itu dimasukkan ke webnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” terangnya.
Ia juga berharap agar kedepan pertunjukan lainnya yang kelak sudah bisa langsung mengundang penonton bisa kembali dilaksanakan. Tentunya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang lebih ketat lagi.
“Nantinya, masyarakat bisa melihatnya di media sosial yang dimiliki Taman Budaya, baik itu di instagram, Youtube, dan media sosial lainnya. Nantinya kami juga bisa melihat banyaknya jumlah pengunjung yang melihat medsos. Banyaknya kunjungan virtual itulah bisa menjadi laporan ke pusat,” pungkasnya. (ady)