Jember, Motim – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember menggelar aksi unjuk rasa mempersoalkan pengalihan aliran irigasi yang dilakukan PT. Imasco Asiatic di Kecamatan Puger, Kamis (10/9).
Ratusan mahasiswa itu menggelar aksi longmarch dari Bundaran DPRD Jember dan dilanjutkan ke Kantor Pemkab setempat, untuk mendesak pemerintah agar segera bertindak tegas mengedepankan kepentingan petani. Pasalnya kondisi saat ini, para petani dan masyarakat yang ada di sekitaran pabrik semen tersebut mengalami dampak kekeringan dari pengalihan aliran irigasi yang dilakukan.
Diketahui, aksi serupa telah sekian kalinya dilakukan PMII Cabang Jember itu.
“Kami mendesak pemerintah, dan juga para wakil rakyat kami yang duduk di bangku dewan agar benar-benar memperhatikan nasib petani. Karena kondisi saat ini, para petani mengalami dampak kekeringan akibat pengalihan aliran irigasi itu,” kata Korlap Aksi Bagaskara saat dikonfirmasi wartawan.
Untuk mengatasi dampak kekeringan, para petani di sana terpaksa harus mengeluarkan biaya lebih. Diketahui, kata Bagaskara, untuk per hektar sawah harus mengeluarkan biaya Rp 300 ribu tiap tiga hari sekali.
“Bisa dibayangkan, dengan total ada 300 hektar sawah tidak teraliri dengan baik. Berapa besar biaya yang dikeluarkan? Hal ini mau sampai kapan? Para petani itu telah menjadi korban, dan harus diperhatikan,” tegasnya.
Lebih jauh Bagaskara mengaku kecewa, karena hingga beberapa kali aksi. Tidak ada tindakan tegas yang dilakukan. “Sehingga pada aksi kali ini, kami beri batasan waktu seminggu agar ada tindak lanjut tegas atas keresahan dan dampak yang dirasakan petani,” tukasnya.
Pantauan dilokasi aksi, ratusan mahasiswa itu ditemui Perwakilan salah seorang anggota DPRD Jember Siswono. Ketua Komisi B DPRD Jember itu menuturkan, sebenarnya yang memiliki kewenangan untuk menutup kegiatan relokasi irigasi oleh PT. Imasco adalah Bupati Jember.
“Kami tahu persoalan itu, tapi bagaimanapun yang memiliki kewenangan adalah bupati. Tapi kami tetap akan mendorong, agar ketegasan bupati segera terlaksana,” tegasnya.
Legislator Gerindra ini juga menambahkan, bahwa pihaknya akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dalam waktu dekat.
“Senin besok kami akan memanggil PT. Imasco, agar ada solusi konkret terkait kepentingan petani ini,” tegasnya.
Diketahui sebagai bentuk komitmen, Siswono juga menandatangani nota kesepakatan untuk komitmen mengawal persoalan yang dialami petani tersebut.
Selanjutnya masa aksi bergeser ke Kantor Pemkab Jember di Jalan Sudarman untuk meminta ketegasan Bupati Faida. Setelah selama kurang lebih sejam menyampaikan orasi, massa aksi ditemui Bupati Jember Faida.
Bupati wanita pertama di Jember itu menjelaskan segala langkah konkret yang dilakukan Pemkab Jember terkait persoalan yang dialami petani, dan bagaiman komunikasi yang dilakukan terhadap PT. Imasco.
Namun sayangnya, saat dimintai konfirmasi usai menemui ratusan mahasiswa dan menandatangani nota kesepakatan. Bupati Faida enggan memberikan komentarnya.
Saat wartawan meminta konfirmasinya, hanya memberikan jawaban singkat yang ditujukan kepada anggota Satpol PP yang beristirahat setelah melakukan tugasnya mengawal bupati.
“Terima Kasih ya…. Terima Kasih…,” ucap Faida sembari berlalu meninggalkan wartawan.(ym)