Lumajang, Motim – Di sejumlah persimpangan lalu lintas di Lumajang marak dijumpai aktivitas pengemis. Namun nampaknya masih belum ada tindakan tegas dari pihak terkait untuk menertibkan mereka.
Kasi Operasi dan Pengendalian (Opdal) Satpol PP Lumajang, Sirin ketika dikonfirmasi menyampaikan, untuk melakukan razia tersebut pihaknya masih butuh waktu. Pasalnya masih belum ada petunjuk atau perintah dari Kepala Satpol PP, Matali Bilogo.
“Kalau kita tidak menunggu perintah Kasat (Pol PP), takut salah. Belum ada perintah,” ucapnya ketika dihubungi, Kamis (1/10).
Menurutnya, Satpol PP juga akan berkoordonasi dulu dengan pihak Dinas Sosial (Dinsos) Lumajang. Karena nantinya setelah dirazia, pengemis tersebut akan dibina oleh Dinsos. “Kalau ada keputusan untuk menyisir pengemis tersebut, kita menunggu petunjuk dari Kasat untuk melaksanakan,” ungkapnya.
Karena sebelumnya, pihaknya sudah pernah melakukan razia dan membawa pengemis ke Kantor Satpol PP. Namun tidak ada tindak lanjutnya. “Kita pernah melakukan tindakan, tapi tindaklanjutnya ke instansi atau dinas lain kita tidak bisa melangka ke sana. Salahsatu alasannya karena pandemi,” ujarnya.
Sehingga saat ini, pihaknya fokus melakukan penertiban banner atau sejenisnya yang pemasangannya melanggar aturan. “Fokusnya sementara itu, yang perlu dikerjakan oleh teman-teman di lapangan,” pungkanya.
Dihubungi terpisah, pihak Dinsos Lumajang juga menyebut belum ada tindaklanjut terkait penertiban pengemis. “Masih dalam proses koordinasi mas,” ucap Sekretaris Dinsos Lumajang, Ninis.
Dari pantauan Memo Timur, persimpangan lalu lintas yang sering dijadikan tempat mangkalnya pengemis diantaranya perempatan Toga, pertigaan SMA 1 Lumajang, Simpang 5, persimpangan dekat Gladak Abang. Selain itu, pengemis juga banyak dijumpai di depan pertokoan sepanjang Jalan PB Sudirman.
Beberapa waktu yang lalu, bahkan terlihat ada seorang pengemis yang memukul kepala pengendara motor di depan pertokoan Kawasan Toga. Kemudian pengemis tersebut berlalu ke arah utara juga memukul kendaraan roda dua dan roda empat dengan tongkat kayu yang dipegangnya. Diduga, pengemis laki-laki tua tersebut pura-pura buta demi menarik simpati orang lain, namun perbuatannya disebut sering mengganggu masyarakat.
Salahsatu penjual nasi di Kawasan Toga yang mengaku sebagai tetangga pengemis tersebut, menyampaikan jika pria tua tersebut sebenarnya tidak buta dan Ia dikenal temperamen. “Biasa mukul dia itu Mas, dia aslinya tidak buta,” katanya. (cw7/fit)