Jember, Motim – Kehadiran anak muda selalu membawa harapan baru bagi penyegaran dan terwujudnya perbaikan kualitas politik dan progresifitas ekonomi. Karena itu, anak muda agar tidak diposisikan menjadi pelengkap dan dimanipulasi oleh kepentingan-kepentingan status quo para politisi tua.
Ini dibuktikan dengan kemunculan Abdus Salam dan Ifan Ariadna Wijaya. Tokoh muda Jember yang ikut bertarung dalam kontestasi politik pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Jember. Dari tiga pasang kandidat yang mucul, dua tokoh muda ini satu-satunya yang memang benar-benar pasangan muda.
Soal munculnya pasangan dengan nomor urut 3 ini, Salam Calon Bupati Jember mengaku jika ia terpanggil untuk membenahi Jember dari ketertinggalan.
“Diminta atau tidak diminta, belajar dari sejarah, sebagai sebuah kekuatan politik yang nyata, anak muda sebenarnya akan selalu terlibat dan berpartisipasi. Bahkan, jika perlu mengoreksi, dalam situasi-situasi politik yang krusial bagi bangsa,” ungkap lelaki yang memiki panggilan akrab Cak Salam ini.
Apalagi secara demografi, jumlah anak muda di Indonesia saat ini cukup besar. Sebesar 40 persen pemilih pada Pemilu 2019 diperkirakan berasal dari kategori pemilih muda.
“Besarnya jumlah anak muda ini membawa harapan semakin baik dan responsifnya kualitas tata kelola pemerintahan dan kesejahteraan sosial ekonomi di Jember,” tuturnya.
Untuk itu diharapkan komposisi kepemimpinan politik juga tidak hanya mengakomodasi secara simbolik aspirasi dan semangat anak muda.
“Namun juga mampu memastikan kehadiran nyata para pemimpin-pemimpin muda dari berbagai lini untuk ikut terlibat dalam jalannya pemerintahan,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ifan Ariadna Wijaya. Menurutnya, kemunculan menteri pemuda dan olah raga Malaysia yang berusia 25 tahun sesungguhnya bukan fenomena yang mengherankan di Indonesia. Kabinet-kabinet presiden sebelumnya, sejak era demokrasi parlementer, terpimpin, sampai di awal era Orde Baru, para pemimpin Indonesia saat itu telah berani memberi kepercayaan kepada anak muda dalam berbagai pos pemerintahan, mulai dari menteri, wakil menteri, duta besar, kepala badan, dsb.
“Contoh sederhananya, kabupaten tetangga kita seperti Banyuwangi, Lumajang, perkembangannya lebih pesat. Dua kabupaten terebut dipimpin oleh orang-orang muda,” katanya saat ditemui di sela-sela acara dengan Kader Golkar di Ambulu, kemarin.
Menurut Ifan, ia dengan Cak Salam banyak mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh muda di Jember untuk membawa perubahan yang lebih baik. Baik secara politik maupun secara kepemimpinan.
“Kalau pemimpinnya muda, saya piker akan l;ebioh mudah dalam bergerak kesana-kemari untuk memajukan kabupaten Jember. Ya, yang cocok memang pasangan Salam dan Ifan,” ujar Kholili tokoh muda asal Kecamatan Tanggul.
Senada dengan Kholili, Sunyoto salah satu warga Jombang mengaku lebih memilih para pemuda untuk memimpin Jember karena banyak pertimbangan atau nilai plusnya.
“Salam-Ifan ini berlatar belakang pengusaha yang sukses. Saya pikir dengan pengalaman memimpin perusahaan serta adanya relasi yang ada, pasangan ini sangat cocok untuk memimpin Jember,” ujarnya diamini oleh puluhan teman-temannya.(*/ami)