Lumajang, Motim – Harga tomat di Kabupaten Lumajang anjlok belakangan ini. Bahkan dari petani langsung harganya Rp 300 perkilogram. Sementara di pasar, harganya Rp 3 ribu perkilogram. Penyebabnya adalah, panen yang melimpah namun tak diimbangi dengan daya beli masyarakat.
Sekretaris Dinas Perdagangan Lumajang, Aziz Fahrurrozi menyampaikan, peyebab utama harga tomat anjlok memang panen yang berlimpah kali ini. Hal itu kemudian tidak berimbang dengan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
“Memang di tengah pandemi ini, daya beli masyarakat menurun, jadi banyak stok komoditas, utamanya tomat,” ucapnya.
Informasi yang diterima Dindag, ada 2 pilihan yang dilakukan petani ketika harga tomat anjlok. Pertama, membiarkan tomat tetap di pohonnya dan tidak memanennya. “Karena biaya operasional untuk panen dengan harga jual tidak berimbang,” ujarnya.
Kedua, ada petani yang tetap menjual tomat hasil panennya dengan harga murah. Mereka rela berkeliling ke warung-warung kecil menjual tomatnya. “Jadi tomat tersebut sudah dibungkus perkilogram misalnya, kemudian dijual ke warung-warung dengan harga murah,” ucapnya.
Ia menambahkan, ke depan, petani harus bisa mengantisipasi hal serupa terjadi. Diantaranya harus memprediksi atau memperkirakan waktu yang tepat untuk menanam tomat. Agar tidak terjadi panen yang bersamaan yang justru merugikan petani sendiri.
Tak hanya itu, petani juga harus bisa berinovatif untuk mengolah tomat sehingga meningkatkan nilai ekonomis. “Itu salahsatu caranya, sehingga petani tidak merugi jika dijual langsung,” pungkasnya. (fit)