Sidoarjo Motim-Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Kabupaten Sidoarjo ke-29 resmi ditutup. Kafilah Waru berhasil keluar sebagai juara umum.
Hasil pemenang dan penutupan MTQ digelar di Pendopo Delta Wibawa. Piala juara umum diserahkan langsung oleh Pj Bupati Sidoarjo yang diwakilkan Sekda Ahmad Zaini.
Kafilah Waru yang berhasil meraup sebanyak 52 poin. Sedangkan juara kedua ditempati Kafilah Candi dengan 41 poin. Dan juara ketiga ditempati Kafilah Tanggulangin dengan 33 poin.
Menurut Zaini, MTQ tahun ini diikuti sebanyak 601 peserta dari 18 kafilah atau kecamatan. MTQ kali ini merupakan seleksi awal untuk persiapan MTQ di tingkat Provinsi Jawa Timur yang akan digelar tahun depan di Pamekasan, Madura.
“Hari kami adakan penutupan dan ini kami lakuan seleksi lebih awal dari biasanya. Sehingga persiapan kami untuk MTQ tingkat Provinsi Jatim akan punya lebih banyak persiapannya,” kata Zaini kepada wartawan, Minggu (8/11/2020).
“MTQ tingkat Jatim berlangsung 202, rencananya dilaksanakan Pamekasan, Madura sebagai tuan rumah,” imbuh pria yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Sidoarjo itu .
Pada MTQ tingkat Jatim itu, lanjut Zaini, Sidoarjo menargetkan sebagai juara umum. Target itu didasarkan karena saat ini Sidoarjo merupakan kabupaten dengan penyumbang peserta terbanyak yang mewakili Jatim di MTQ tingkat nasional.
“Target kami juara umum. Itu mengacu kepada wakil Sidoarjo yang terbanyak mewakili Jatim saat ini di tingkat nasional. Ada 9 orang. Dan itu terbanyak se-Jatim,” terang Zaini.
Terpisah, Camat Waru, Rudi Setiawan mengaku sangat bersyukur dan bangga atas capaian kafilahnya. Ia mengapresiasi para peserta serta pembina yang telah gigih berjuang meski dalam masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Yang pertama ucap syukur kepada Allah SWT. Kedua pasti rasa bangga dengan perjuangan anak didik kami, para pembina kami di tengah masa pandemi ini juga,” ujar Rudi.
Rudi kemudian membeberkan bagaimana kafilahnya bisa menjuarai MTQ tingkat kabupaten. Menurutnya raihan itu dicapai karena telah mempersiapkan secara matang para anak didiknya di lomba tingkat kecamatan sebelumnya.
“Secara teknis setiap ada event kami selalu mengadakan lomba dahulu di tingkat kecamatan. Jadi seperti tingkat kabupaten ini kami seleksi dahulu,” tandas Rudi. (kmf/jum)