Bondowoso, Motim
Pemerintah Kabupaten Bondowoso pastikan ketersediaan hewan ternak cukup menjelang Idul Adha. Melalui Dinas Pertanian dam Peternakan mewaspadai penyakit antraks pada hewan qurban.
Dr. Cendy Herdiawan, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (P2HP), Dinas Pertanian Bondowoso, mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyakit antraks pada hewan qurban. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara intensif kesehatan hewan, sebelum dan sesudah penyembelihan.
“Kami juga meminta masyarakat untuk tidak membeli hewan ternak dari daerah beresiko,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Kamis (23/7/2020).
Tidak hanya antraks, yang paling sering dijumpai pada hewan ternak yakni penyakit cacing hati. Jika hewan qurban terinfeksi cacing hati, maka bagian yang rusak tersebut harus dibersihkan. Jika tidak, maka bisa menimbulkan sakit diare bagi yang mengonsumsinya.
“Untuk sapi gelonggongan, Alhamdulillah kita tidak pernah kita nemu di Bondowoso,” tambahnya.
Selain itu, Cendy memastikan ketersediaan ternak di Bondowoso cukup, bahkan surplus. Disebutkan, jumlah populasi ternak sapi lokal di kota Tape ini sekitar 230 ribu ekor.
“Jadi Bondowoso selalu surplus. Kalau domba, kita itu selalu keluar,” imbuhnya.
Beberapa kelompok ternak Bondowoso banyak yang mengurus Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) ke Disperta, untuk mengirim ternak ke luar provinsi, secara berkala dan setiap hari ada pasar hewan.
“Kami kalau dapat ternak baru, tidak pernah dapat informasi bahwa ternak itu dari luar. Kecuali ternak untuk bibit,” terangnya.
Tidak hanya itu, potensi ternak di Bondowoso sangat besar dan diminati oleh masyarakat. Bahkan, Bondowoso sudah lama swasembada daging. (nur)