Samsul Hadi seorang pemulung warga Lingkungan Penanggungan, Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang, memiliki jiwa mulia di tengah keterbatasan.
Pria berumur 56 tahun itu rutin setiap bulan, dengan menyantuni 20 orang janda yang tinggal di lingkungan sekitar rumahnya. Terkait santunan yang diberikan, biasanya dalam bentuk sembako ataupun beras berukuran 5 Kg.
Saat dikonfirmasi Samsul mengungkapkan, dirinya berniat bersedekah dengan menyantuni puluhan janda itu, karena terinspirasi dari video youtube Baim Wonk.
“Disela saya habis bersih-bersih masjid, saya suka lihat video youtube. Disana saya melihat akunnya Baim Wonk. Menurut saya dirinya berkecukupan tapi peduli dengan banyak orang. Jadi saya pasti bisa juga seperti itu,” kata Samsul saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (6/1) malam.
Lanjut Samsul, selain terinspirasi dengan Baim Wonk terkait kegiatan yang dilakukan. Dirinya juga mengaku senang dengan pengajian youtube dari Syekh Ali Jaber.
“Saya suka lihat pengajian Syekh Ali Jaber, yang menurut saya bagus ceramahnya, dan juga artis Baim Wong itu. Dari Baik itu saya terinspirasi ingin bantu orang, dan dari sana muncul rencana membuat akun youtube juga tentang sedekah Subuh,” ungkapnya.
Bertujuan untuk membantu para janda-janda tua yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
“Dari yang saya tahu jumlahnya ada 20 an. Niatnya untuk bantu-bantu. Jadi dari sebagian penghasilan saya, saya sedekah 5 Kg beras ke masing-masing janda itu. Tapi karena penghasilan saya tidak banyak, ya bergantian. Tiap bulan saya memberinya, setelah menjual kardus dan botol bekas yang saya kumpulkan,” jelasnya.
Sehari-hari Samsul diketahui bekerja sebagai pemulung dan hal itu dilakukan sejak dirinya pensiun sebagai seorang ASN di Kabupaten Situbondo.
“Saya dulu kerja jadi PNS di Situbondo, di Dinas Pasar. Setelah itu pensiun dan pulang ke Jember. Merawat bapak dan ibu saya,” kata Samsul menceritakan kisahnya.
Sekembalinya ke Jember Samsul pun bekerja sebagai pemulung dan mengumpukan botol plastik ataupun kardus bekas. Sebagai ladang mata pencarian dirinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun kegiatannya memungut sampah botol plastik dan kardus bekas itu, dilakukan setiap malam dari pukul 10 malam hingga jam 2 dini hari.
Untuk menambah penghasilan, Samsul pun setiap pagi dan sore juga bekerja membersihkan makam yang berada tidak jauh dari rumahnya.
“Untuk bersih-bersih makam saya lakukan pagi dan sore hari gantian, karena ada dua lokasi pemakaman dekat rumah sini. Selain itu saya juga bantu bersih-bersih Masjid Al Mubarok (di pinggir jalan jalur utama Bondowoso-Jember) setiap habis Salat Isya,” katanya.
Untuk penghasilan yang di dapat, diakui Samsul tidak banyak. “Paling banyak sekitar Rp 250 ribu. Tidak mesti. Saya pun tidak pernah hitung. Ya dapatnya dari mungut botol dan kardus, ditambah bersih-bersih makam itu,” katanya.
Tetapi dari penghasilan yang didapatnya itu, katanya, tiap bulan minimal 3 janda yang dia beri sedekah beras.
“Saya belikan dari sebagian penghasilan yang didapat. Juga kadang dapat donatur. Sisanya buat saya dan untuk biaya hidup bapak dan ibu saya. Mereka sudah sepuh, bapak umur 95 tahun, ibu umur 85 tahun. Tapi saya bersyukur masih bisa berbakti,” katanya.
“Selama masih bisa merawat orang tua, harus dilakukan. Tidak menunggu mati baru kita berdoa, ya mumpung masih ada ini,” sambungnya.