Lumajang, Motim-Memiliki tekstur seperti daging, Krecek Rebung ternyata berasal dari pohon bambu, dan sering dijumpai di daerah plosok Kabupaten Lumajang, makanan ini sejak lama telah menjadi menu andalan masyarakat Pasrujambe dan sekitarnya.
Berbahan dasar bambu muda yang tebal, ternyata untuk menciptakan rasa yang khas dari Krecek Rebung, perlu melalui pengolahan yang cukup panjang. Untuk mendapatkan tekstur yang empuk, bahan Krecek Rebung sengaja dipilih menggunakan bambu muda jenis jajang dan petung.
Proses pengolahan sebelum dimasak, bahan baku terlebih dulu di rebus hingga lunak, kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 jam. Kemudian, dipotong beberapa bagian kecil lalu ditusuk seperti sate. Setelah itu, barulah proses pengasapan menggunakan cara tradisional, rebung ditaruh di atas tumang (tungku), waktu yang dibutuhkan dalam proses pengasapan sekitar 1-2 bulan, sampai warnanya terlihat hitam pekat.
“Ini prosesnya yang lama, rebung yang sudah disunduki (tusuk, red) digantung diatas tumang selama satu sampai dua bulan, lebih lama juga lebih enak pengasapannya tradisional,” terangnya Lukman, pembuat Krecek Rebung asal Dusun Krajan Desa Pasrujambe, Jum’at (5/2/2022)
Sementara, untuk proses memasaknya juga butuh proses yang cukup panjang. Luqman menjelaskan, Krecek Rebung terlebih dahulu direndam selama satu hari. Kemudian, direbus dengan air mendidih selama dua hingga tiga jam, hingga bertekstur lunak. dan proses memasak bisa dengan bumbu sesuai selera.
Biasanya, masyarakat sekitar menyajikan Krecek Rebung dengan santan yang diolah dengan bumbu opor. Sebagai pelengkap, Krecek Rebung dihidangkan bersama dengan lontong, sambal petis, bubuk kedelai, dan telur goreng.
“Kalau kita disini biasanya pakai santan, dimodel kayak opor gitu, dimakan sama lontong kadang ada telurnya sama petis,” ungkapnya.
Meskipun makanan Krecek Rebung tersebut juga bisa ditemui di daerah lain. Namun, Krecek Rebung di Lumajang memiliki rasa yang berbeda, sangat khas dan tidak ditemukan dimanapun. Hal itu, karena proses pengolahannya menggunakan pengasapan tradisional bukan dijemur seperti rebung yang ada di daerah lainnya. (fit)