Nganjuk, Motim-Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Tagana, dan relawan, terus melakukan pencarian korban bencana longsor yang terjadi di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Dari peristiwa tanah longsor yang terjadi, sedikitnya 19 orang menjadi korban. Sebanyak 13 orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dan saat ini 6 orang tersisa masih dalam pencarian.
Guna mempermudah proses pencarian, Polda Jawa Timur menerjunkan unit K-9 anjing pelacak untuk mencari keberadaan korban di titik-titik tertentu, di area terjadinya tanah longsor.
Sementara untuk masyarakat yang berada di dekat lokasi terjadinya tanah longsor, sudah dilakukan evakuasi oleh Tim SAR. Hal ini sebagai upaya antisipasi terjadinya tanah longsor susulan.
Kapolda Jawa Timur bersama dengan Pangdam V Brawijaya, meninjau secara langsung di wilayah Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Sinergitas TNI, Polri serta tim dari Tagana, BPBD maupun relawan, sampai saat ini sudah bekerja keras untuk mencari keberadaan korban yang masih tertimbun tanah longsor.
Selain itu, guna mempermudah pencarian di titik-titik tertentu juga menerjunkan anjing pelacak (K9) di lokasi kejadian. Selain itu juga adanya petugas dari Biddokes Polda Jatim untuk melakukan identifikasi jika ditemukan korban yang belum ditemukan atau terdeteksi.
“Sinergitas TNI, Polri, Tagana, BPBD serta para relawan sampai saat ini masih terus berupaya melakukan pencarian,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, usai meninjau lokasi tanah longsor.
“Selain itu untuk membantu pencarian korban tanah longsor, juga diterjunkan Unit K9 Anjing Pelacak untuk mencari keberadaan korban di titik-titik tertentu. Selain itu, Biddokes juga diterjunkan guna melakukan identifikasi jika korban kembali ditemukan,” tambahnya.
Nico mengimbau warga untuk tetap waspada jika terjadi perubahan cuaca. Selain itu, petugas di lapangan juga diharapkan tetap memberikan himbauan kepada masyarakat. (sp)