Jember, Motim-Tembok bangunan rumah di Desa Kencong, Kecamatan Kencong, setinggi 7 meter lebih ambruk menimpa rumah tetangga di kanan dan kiri. Beruntung tidak ada korban dalam musibah itu.
Namun kerugian ditaksir lebih dari Rp 50 juta. Karena motor milik tetangga tertimpa reruntuhan tembok dan merusak sebagian bangunan 2 rumah tetangganya.
Kejadian tembok bangunan ambruk ini, terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, Senin (29/3/2021) petang.
“Kejadiannya tadi pas magrib, waktu itu saya bersama keluarga sedang ngobrol di ruang tamu. Tiba-tiba ada suara gemuruh, dikira gempa, dan semua teriak sambil berlari keluar rumah,” ujar salah satu pemilik rumah Imam Sya’roni saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Setelah suara gemuruh hilang, kata Imam, belakangan diketahui sebagian rumahnya sudah tertimpa reruntuhan bangunan tembok dari tetangga sebelah rumahnya.
“Ternyata tembok setinggi 7-8 meter rumah tetangga saya runtuh. Saat itu istri saya teriak histeris karena sebagian rumah dari depan sampai dapur hancur. Juga motor dan sepeda saya yang terparkir di depan rumah tertimpa reruntuhan tembok,” ujarnya.
Saat itu Imam pun hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Namun setelah itu, ternyata musibah yang sama juga dialami tetangganya.
Rumah milik Asnan juga mengalami hal yang sama. Kerusakan rumah milik Asnan juga sama persis dengan yang dialami Imam.
Pantauan di lokasi kejadian, posisi rumah Imam dan Asnan berada di sisi kiri dan kanan bangunan rumah Jauik alias Sutejo. Warga keturunan Tionghoa yang juga dikenal seorang pengusaha mebel.
Peristiwa itu, kata Imam, diduga karena bangunan pembatas atau tembok antar rumah itu dinilai terlalu tinggi.
“Bayangkan saja mas, temboknya tinggi, pondasinya mungkin kurang kuat. Ya akhirnya ambruk dan menimpa rumah saya, dan sisi lainnya milik Pak Asnan. Kalau misalnya kejadian agak malam sedikit pas kita tidur mungkin sekeluarga meninggal semua,” ungkapnya.
Karena akibat tembok runtuh itu, lanjutnya, juga diketahui menimpa ruangan kamar tidur rumah Imam. Imam pun berharap ganti rugi.
Namun saat dimintai pertanggung jawaban, rumah Jauik tertutup rapat. Pemilik rumah tidak membukakan pintunya, saat warga datang berkerumun di depan rumahnya.
Bahkan Kepala Desa Kencong Ahmadi saat datang ke lokasi bersama Kapolsek dan Danramil setempat tidak digubris.
“Kami bersama tiga pilar datangi rumah pemilik mebel warga Tionghoa itu, bermaksud untuk kami ajak berkoordinasi,” kata Ahmadi.
“Tapi saat kita panggil dan kami gedok pagar rumahnya. Pintu (gerbang rumah) tidak dibukakan,” sambungnya.
Kata Ahmadi, pihaknya bermaksud untuk mengajak berembuk terkait kejadian yang menimpa dua rumah warganya itu.
“Rencananya besok kami panggil ke desa, kita kumpulkan semua antara pemilik rumah yang temboknya ambruk, dan dua pemilik rumah di kanan dan kiri yang jadi korban,” ujarnya.
Terkait kerugian akibat tembok ambruk itu, lanjut Ahmadi, ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Kemudian untuk sementara, keluarga korban yang rumahnya hancur. Bermalam di rumah tetangga yang jauh dari lokasi kejadian.
“Ditaksir untuk kerugian mencapai Rp 50 juta. Karena ada kerugian materiil, satu motor, satu sepeda, dan bangunan rumah sisi kanan dan kiri yang hancur akibat tembok ambruk itu. Untuk korban Alhamdulillah nihil,” pungkasnya.