Jember, Motim-Larangan mudik lebaran 2021 yang dikeluarkan pemerintah RI mendapat tanggapan sinis dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember. Pasalnya terkait larangan mudik itu, tidak diimbangi dengan adanya solusi yang baik.
Ketua PHRI Jember Teguh Soeprajitno mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya dan usaha pemerintah untuk mengurangi dampak dari pandemi Covid-19. Bahkam hingga upaya vaksinasi, sudah diikuti lengkap dua kali oleh pelaku usaha di perhotelan dan restoran.
“Kami melihat itu, saat libur lebaran atau mudik kita ramai. Hunian meningkat, rumah makan meningkat. Biasanya ya acara reuni atau acara lain. Kalau tidak jadi mudik jadi kekhawatiran kami,” kata Teguh saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (15/4) petang.
Diakui oleh Teguh, Pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Tingkat hunian (hotel atau penginapan lain) belum 100 persen pulih, hanya 40 persen saja. Ini (tentu) jadi kekhawatiran tidak mendapat (untung). Karena lebih duluan aturan pemerintah (soal larangan mudik) jadi buah simalakama bagi kami,” tukasnya.
Diakui Teguh dan para pelaku usaha perhotelan, biasanya saat lebaran itu (ramai).
“Tapi kondisi yang ada, hunian minim seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya (momen) mudik kan jadi memberikan untung ke hotel. Harapan untuk dapat ramai (dengan ada aturan larangan mudik) jadi sirna,” ungkapnya.
Sehingga pihaknya berharap, pemerintah bijak dalam membuat aturan larangan mudik tersebut.
Teguh mengatakan, upaya yang dilakukan perusahaan perhotelan contohnya di Jember. Sudah dilakukan dengan berbagai macam hal.
“Kami menyadari kondisi saat ini, tetapi perhotelan dan rumah makan sudah vaksinasi dan lengkap dua kali selesai. Jadi ini dapat membuat pengunjung tidak was-was. Selama ini kita juga menerapkan prokes covid-19,” ujarnya.
Sehingga karena itu, Teguh mewakili para pelaku perhotelan dan rumah makan di Jember lewat PHRI. Berharap adanya kebijakan yang baik.
“Kami harap sih ada kebijakan lain, di kondisi ini. Harapan kami, cobalah segera berkoordinasi atau rapat-rapat dengan perhotelan. Kondisi ini paceklik yang panjang. Membuat teman-teman perhotelan menjerit. Ini tidak menguntungkan kami,” tandasnya.