Jember, Motim-Sekitar 12 orang yang terdiri dari 11 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan satu petugas Lapas Kelas IIA Jember, terkonfirmasi positif Covid – 19. Kepastian ini setelah mereka menjalani tes PCR yang dilakukan Labkesda (Laboratorium Kesehatan daerah) Pemkab Jember dalam rangka tracing kontak erat. Sementara petugas Lapas yang terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari bagian klinik Lapas.
Seorang sumber di Lapas membenarkan adanya belasan warga binaan dan seorang petugas lapas yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu.
“Iya benar, awalnya ada 1 WBP yang mengeluh sakit dan dirujuk di RSD Soebandi. Setelah dites usap PCR ternyata positif, satgas kemudian melakukan tracing dan tes usap PCR kepada 10 tahanan yang berada dalam satu blok. Hasilnya semuanya positif,” katanya saat dikonfirmasi lewat ponselnya, Minggu (25/04/2021).
”Tracing juga dilakukan kepada petugas klinik dan tamping yang juga membantu di klinik. Hasilnya mereka juga positif,” sambungnya.
Agar tidak menular kepada yang lain, katanya, WBP yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu kini menjalani isolasi di dalam lapas.
Sebanyak 10 orang WBP wanita itu diisoliasi di kamar mereka. Sedangkan satu WBP laki-laki diisolasi di kamar khusus yang sudah disiapkan oleh Satgas Covid-19 Lapas Kelas IIA Jember. Sementara itu, untuk petugas (lapas) menjalani isolasi mandiri di rumah dan WFH (kerja dari rumah).
Petugas lapas itu juga menambahkan, pelaksanaan tes PCR itu dilakukan oleh petugas dari Labkesda Pemkab Jember.
Kepala Lapas Kelas II A Jember Yandi Suyandi mengatakan, awalnya ada satu orang yang mengalami gejala sesak nafas dan dirujuk ke Rumah Sakit. Lalu dilakukan swab dan hasilnya positif kemudian dilakukan isolasi mandiri.
“Ya awalnya satu orang mengeluh sesak nafas dan kemudian dirujuk ke RS untuk ditangani, hasil swabnya positif dan isolasi 14 hari kemudian swab kembali sudah negatif,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Senin (26/04/2021).
Selanjutnya, dirinya juga menjelaskan ada sedikitnya 12 orang napi perempuan, laki-laki dan juga petugas yang terpapar covid-19.
“Ada 12 orang napi totalnya yang tertapar Covid-19,” ungkapnya.
Untuk asal penyebaran covid-19 di lingkungan Lapas Kelas II A Jember, Yandi menyampaikan tidak mengetahui bagaimana bisa terpaparnya. Pasalnya petugas yang menjaga tersebut sering bergantian satu sama lain.
“Ya kita tidak tahu asalnya dari mana, yang pasti prokes tetap kita lakukan dengan ketat,” imbuhnya.
Kendati demikian, Yandi menegaskan melakukan isolasi kepada napi yang terpapar covid-19 dan diberikan penanganan agar tidak terjadi penyebaran yang cukup besar.
Yandi menegaskan, selama ini pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 ketat untuk menjaga Lapas Kelas IIA Jember agar tidak menjadi klaster baru. Menurutnya, transmisi Covid-19 di lapas terungkap setelah ada WBP yang mengeluh sakit.
“Waktu itu ada satu orang napi wanita yang menjalani hukuman 4 tahun mengeluh sakit dengan gejala sesak napas. Umur 38 tahun,” katanya.
“Kemudian diperiksa dan terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian langsung dibawa ke rumah sakit (jalani perawatan) diisolasi di rumah sakit. Tapi, sekarang sudah sehat dan menjalani masa tahanan lagi,” kata Yandi.
Mengetahui hal itu, lanjut dia, dilakukan tracing melalui swab tes ke seluruh tahanan. Khususnya di blok khusus wanita.
“Karena yang mengeluh sakit di blok wanita. Khususnya yang kontak erat dengan pasien itu. Termasuk 5 penjaga yang bertugas jaga. Di-swab ada 36 orang, termasuk petugas dan pegawai. Didapati 10 napi wanita positif,” ungkapnya.
Lalu, ada satu pegawai (sipir) positif dan napi pria yang ditunjuk sebagai kader kesehatan (yang membantu petugas kesehatan di lapas) juga positif,” sambungnya.
Mereka, kata dia, terkonfirmasi positif tanpa gejala. “Selanjutnya dilakukan isolasi di ruangan khusus. Yang butuh penanganan medis dibawa ke rumah sakit,” ucapnya.
Sedangkan napi wanita pertama yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah sembuh. “Sehingga pulang lagi (ke lapas) untuk menjalani masa hukuman,” katanya.
Terkait WBP perempuan pertama yang terkonfirmasi positif Covid-19 tertular dimana, Yandi mengaku tidak tahu.
“Karena bisa jadi kontak dengan siapa. Bisa jadi tertular dari sipir (petugas jaga). Karena kan keluar masuk juga,” ucapnya.
Untuk upaya menjaga agar tidak tertular dari virus Covid-19, Yandi berdalih, pihaknya sudah melakukan prokes ketat.
“Dapat makan sudah steril, untuk kunjungan langsung sudah tidak ada. Diganti dengan video call. Tapi untuk penitipan barang bagi napi masih diperbolehkan,” ucapnya. (sp)