Jember, Motim-Sebagai bentuk perhatian terhadap lingkungan, warga Dusun Krajan, Desa Wonosari, Kecamatan Puger, menyulap lokasi bekas tempat pembuangan kotoran hewan menjadi Tugu Pancasila lengkap dengan patung Barung Garuda berukuran kurang lebih 8 x 8 meter.
Bentuk Tugu Pancasila itu terdiri dari 5 bangunan pilar yang masing-masing bertuliskan isi dari Teks Pancasila.
Kemudian pada bangunan tugu yang tengah, tepatnya Sila 3 Persatuan Indonesia. Pada bagian atas bangunan pilar juga ada patung Burung Garuda setinggi 3 meter, dan lebar sayapnya yang terbentang kurang lebih 5 meter.
Terkait latar belakang adanya bangunan tugu tersebut, kata Kades Wonosari Hadi Purnomo untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan selalu ingat, serta memahami makna dari Pancasila itu sendiri.
“Dulunya lokasi tempat Tugu Pancasila ini adalah untuk pembuangan kotoran hewan, bau dan kumuh. Tapi atas kesadaran warga juga dibantu relawan, dan dibangun secara swadaya. Ada bangunan yang monumental ini,” kata Hadi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (1/6/2021).
Menurut Hadi, adanya bangunan Tugu Pancasila ini sebagai kado Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021. Selain itu, lanjutnya, adanya Pancasila diyakini memiliki nilai-nilai historis dan makna tertentu.
“Pancasila ini kan diketahui para ulama, salah satunya KH. Hasyim Asyari. juga dipahami sebagai Pilar Ideologis Negara Indonesia. Bahkan menjadi dasar pemersatu bangsa, dan diresmikan oleh Presiden pertama kita Ir. Soekarno juga para pahlawan,” jelasnya.
Dengan lunturnya nilai-nilai pancasila saat ini, yang diketahui oleh Hadi banyak generasi muda tidak paham tentang Pancasila.
“Kita merasa miris dengan nilai-nilai Pancasila yang mulai luntur, jadi dengan ada monumen ini bisa diketahui, dibaca dan dimaknai dengan baik. Terutama para generasi muda,” tegasnya.
Terkait pembangunan bangunan tugu itu, Hadi menambahkan, digarap selama kurang lebih 6 bulan. Yang pada sekitar bangunan monumental di desa tersebut juga ditata rapi dengan keberadaan taman.
“Pembangunan kurang lebih 6 bulan, yang nantinya di masa mendatang kami akan kembangkan jadi lokasi wisata baru. Agar nantinya anak cucu kita nyaman dan lebih memahami lagi nilai-nilai Pancasila ini,” katanya.
Terpisah, salah seorang warga Hadi Siswanto mengatakan, adanya bangunan Tugu Pancasila itu didukung oleh masyarakat sekitar.
“Dulunya ini tempat kumuh dan tempat pembuangan kotoran hewan dengan kebijakan desa dan semangat warga. Dibangun monumen (Tugu) Pancasila ini,” kata Siswanto saat dikonfirmasi terpisah.
Terkait pembangunan selama kurang lebih 6 bulan, diakui dibangun secara swadaya dan saling gotong royong warga juga relawan.
“Dengan adanya monumen ini (Tugu Pancasila), warga mendukung karena untuk menumbuhkan kembali jiwa-jiwa pancasila dari para generasi muda ini. Yang saat ini luntur karena Medsos dan joget-joget tidak jelas di aplikasi ponsel itu,” pungkasnya.