Bondowoso, Motim – Sejumlah desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Bondowoso mulai mengalami kekurangan air. Ancaman kekeringan pada saat musim kemarau ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.
Meski demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso terus melakukan pemantauan. Bahkan sudah melakukan droping atau penyaluran bantuan air bersih ke beberapa kecamatan di Bondowoso yang mengalami kekeringan, untuk membantu masyarakat dalam kebutuhan akan air sehari-hari.
Kepala BPBD Bondowoso, Kukuh Triyatmoko mengatakan, pihaknya terus melakukan droping air bersih. Untuk saat ini ada lima kecamatan, yakni Kecamatan Botolinggo, Maesan, Tegalampel, Prajekan dan Cermee. “Yang terdampak kekeringan ada 8 desa yang tersebar di lima kecamatan itu,” ungkapnya, Selasa (12/8/2020).
Kukuh mengemukakan, setiap hari BPBD Bondowoso memberangkatkan dua armada. Dengan kapasitas per armada 5 ribu liter air bersih untuk disalurkan ke tempat yang terdampak kekeringan.
“Hari ini kita dropping ke Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel, dengan jumlah keluarga yang terdampak ada 135,” jelasnya.
Menurutnya, dari jumlah air yang disalurkan ke kecamatan yang alami kekeringan, telah bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. “Karena kita memperhitungkan jumlah penduduk yang mengalami kekeringan. Kita juga sediakan kurang lebih 40 ribu liter per harinya untuk kebutuhan air minum tiap penduduk,” terangnya.
Dijelaskan, untuk bencana kekeringan yang terjadi di Bondowoso tahun ini diprediksi akan berakhir pada bulan Oktober 2020 mendatang. “Ini berdasarkan data dari BMKG,” pungkasnya.
Sementara kecamatan di Bondowoso yang sering mengalami kekeringan seperti Kecamatan Botolinggo, Cermee Wringin dan Tamankrocok. Sehingga BPBD menyalurkan bantuan air bersih melalui mobil tangki.
“Kalau jumlah kepala keluarga yang terdampak kami masih belum mendata pasti. Namun yang jelas terdapat ada beberapa desa yang tersebar di tiga kecamatan itu,” katanya. (her)