Lumajang, Motim-Peristiwa tumbangnya pohon beringin di tengah Alun-alun Lumajang menjadi perhatian warga masyarakat. Pasalnya, pohon yang telah berumur 141 tersebut sudah menjadi salahsatu ikon Lumajang. Pohon yang ada sejak zaman penjajahan Belanda itu tumbang terbelah 3 bagian, Minggu (17/1/2021).
Pihak Dinas Lingkungna Hidup (DLH) Lumajang telah menyampaikan keterangan resmi penyebab tumbangnya pohon yang diperkiraan sudah ada sejak tahun 1.880. DLH menyebut, pohon itu sebelumnya kondisinya sudah meprihatinkan.
“Penyebabnya, karena batang utamanya keropos,sehingga tidak.mampu menopang batang pohon dan dahan yang cukup besar. Hingga akhirnya pohon beringin ini tumbang dan terbelah menjadi 3 bagian,” kata Kepala DLH Lumajang, Yuli Harismawati dalam keterangan pers yang ditulisnya.
Ia juga menyebut, sebelum tumbang, pohon beringin kondisinya sempat mengering. “Beberapa waktu yang lalu kondisi beringin sempat mengering. Daun-daunnya terlihat kurang sehat dan tunas daun berhenti tumbuh,” lanjutnya.
DLH Lumajang sudah sempat berusaha agar pohon itu bisa kembali tumbuh. “Dinas Lingkungan Hidup sudah berupaya mengembalikan hijaunya beringin dengan melakukan pembongkaran rabat beton yang melingkari beringin tersebut dan menggantinya dengan tanah rerumputan,” ujarnya.
“Biopori juga dibuat di sekitar beringin, agar air dapat mudah diserap akar. Pemupukan rutin dilakukan. Upaya tersebut membuahkan hasil, daun beringin mulai lebat dan menghijau kembali. Namun sayang karena faktor alam dan usia, ikon kota lumajang itu tumbang,” lanjutnya.
Ia menambahkan, beruntung saat kejadian tidak ada warga yang ada di sekitar pohon berining. “Pohon beringin tumbang bersamaan dengan hujan, beruntung tidak ada pengunjung di sekitarnya sehingga tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.
Sementara petugas dari BPBD dan DLH dibantu petugas gabungan lainnya telah melakukan evakuasi pohon beringin tersebut hingga hari kedua, Senin (18/1/2021). (fit)