Jember, Motim – Atap Sekolah Dasar (SD) Negeri Karangsono 04, Dusun Gumukrejo, Desa Karangsono, Kecamatan Bangsalsari ambruk, Selasa (1/12). Atap sekolah yang ambruk itu diduga karena hujan deras selama beberapa hari belakangan.
Diketahui atap sekolah yang ambruk itu merupakan salah satu ruang kelas di SD Negeri tersebut.
Kepala SDN Karangsono 04 Eko Siswanto mengatakan, ambruknya atap ruangan kelas itu, karena kondisi kayu penyangga yang sudah lapuk termakan usia.
“Kira-kira kejadiannya tadi pukul 08.30 WIB. Sekitar pagi hari. Alhamdulillah kondisi saat ini Pandemi Covid-19. Jadi anak-anak tidak ada yang sekolah, juga tidak ada korban,” kata Eko saat dikonfirmasi melalui ponselnya.
Eko mengatakan, terkait kondisi atap ruangan kelas yang ambruk itu, pihaknya sudah mengajukan rehab ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember.
“Tapi sampai ambruk itu, belum ada jawaban. Kami bahkan sudah mengajukan perbaikan berkali-kali,” katanya.
Menurut Eko, terkait pengajuan rehab dan agar segera ada perbaikan. Juga sudah dimasukkan dalam data dapodik.
“Kami sudah mengentry (memasukkan, red) data perbaikan untuk atap itu, ke database Dapodik juga. Tapi hasil juga sama, belum ada respon,” sambungnya.
Ditanya alasan belum adanya perbaikan dari Dispendik, Eko pun mengaku tidak tahu.
“Kami tidak tahu kenapa tidak segera direspon. Apakah masih menunggu proses atau bagaimana. Tapi kondisinya ya begitu, sudah ambruk,” ucapnya.
Eko juga menambahkan, terkait kondisi bangunan sekolah dasar tempatnya mengajar itu, diketahui sudah dibangun sejak 24 tahun lalu.
“Hingga kemudian saya lupa pastinya kapan, pernah terkena dampak angin puting beliung. Sehingga banyak bangunan sekolah yang rusak,” ungkapnya.
“Tapi hingga saat ini belum ada perbaikan lagi,” imbuhnya.
Terkait kondisi kerusakan bangunan sekolah, kata Eko, kondisi lapuknya kayu penyangga tidak hanya terjadi di satu kelas yang ambruk itu.
“Total ada 3 kelas lagi yang kondisinya serupa. Bahkan setiap kali hujan, kelas-kelas itu sampai tergenangi air karena ada bocor di bagian atapnya,” kata Eko.
Eko juga menambahkan, satu ruangan kantor guru juga kondisinya sama.
“Jadi terpaksa para guru dan staf disana sudah tidak lagi menggunakan ruangan kantor yang ada, karena khawatir juga ambruk mendadak,” ucapnya.
Sebagai bentuk kepedulian secara swadaya, Eko beserta guru pengajar yang lain, berinisiatif untuk membuat ruangan baru sementara untuk menjadi kantor bagi guru sementara.
Perlu diketahui, kejadian ambruknya bangunan sekolah di Jember bukan kali pertama terjadi.
Dipenghujung tahun 2019, salah satu ruang kelas di SDN Keting 02, Kecamatan Jombang yang baru saja direnovasi, mendadak ambruk secara tiba-tiba.
Kemudian pada awal tahun 2020, ruang kelas III SDN Curangkalong 05, Kecamatan Bangsalsari juga mengalami ambruk. Kejadian ini menimpa lantaran bangunan yang sudah lapuk namun tak kunjung mendapatkan peremajaan dari Pemerintah Daerah.
Terakhir belum sampai sebulan lalu, tepatnya 12 November 2020, giliran gedung SDN Rowotengah 03, Desa Kecamatan Sumberbaru yang mengalami ambruknya atap bangunan kelas.