Dinkes Jatim Jalin Kerjasama Bidang Kesehatan Dengan UNAIR Dan UNUSA.

by

Demi Mendukung Program Nawa Bhakti Satya Jatim Sehat

Surabaya Motim – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. menandatangani perjanjian kerjasama dengan Dekan Universitas Nahdlatul Ulama dan Dekan Universitas Airlangga Surabaya, pada Jum’at (11/08) bertempat di Dinkes Jatim.

banner 728x90

Dr. Erwin menjelaskan bahwa kerjasama yang dilaksanakan antara Dinkes Jatim dan UNUSA Surabaya itu terkait peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada pondok pesantren binaan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Sedangkan kerjasama dengan UNAIR melalui platform Dokter UNAIR TV terkait penyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat.

“Kerjasama ini kami lakukan untuk mendukung Program Nawa Bhakti Satya Jatim Sehat, khususnya dalam hal pengembangan pesantren sehat serta edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada masyarakat Jawa Timur.” jelas Dr. Erwin.

Perlu diketahui bahwa percepatan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Timur dilaksanakan melalui program prioritas bidang kesehatan.

Dalam mewujudkan hal tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terus berusaha meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Stunting, pencegahan penyakit TBC dan penyakit katastropik.

 

Oleh karena itu, Dr. Erwin berharap agar mitra potensial memiliki komitmen untuk turut serta menyukseskan dan mendukung program kesehatan terutama melalui program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Pencegahan Stunting, TBC dan penyakit Katastropik di Jawa Timur.

“Berdasarkan data laporan Rutin LKI Kab/Kota, jumlah kematian Ibu di Jawa Timur pada tahun 2022 adalah 499 dan jumlah kematian bayi sebesar 3086.” ungkap Dr. Erwin.

Sedangkan berdasarkan SSGI tahun 2022, prevalensi stunting di Jawa Timur tahun 2022 sebesar 19.2%. Angka stunting ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 23.5% namun belum mencapai target tahun 2022 sebesar 18.4%. Butuh percepatan untuk mencapai target 14% tahun 2024.

“Dengan demikian, dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif guna menurunkan AKI, AKB, Stunting, TBC dan masalah kesehatan prioritas lainnya, salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya pemberdayaan masayarakat melalui kemitraan dengan mitra potensial yaitu organisasi masyarakat, media massa, dunia usaha, perguruan tinggi dan mitra lannya.” urai Dr. Erwin.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penggalangan dukungan mitra potensial terkait upaya penggerakkan masyarakat untuk menurunkan AKI AKB, pencegahan stunting dan atau Program Prioritas Kesehatan lainnya di Provinsi Jawa Timur.(*/ady)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.