Lumajang, Motim – Dinas Kesehatan (Dinkes) Lumajang memprediksi ada peningkatan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) ketika memasuki musim hujan. Hal ini mengacu pada tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya ada peningkatan, mulai November sampai dengan Maret-April, tergantung curah hujan. Kalau curah hujan tinggi beberapa hari, tapi justru curah hujan tak beratur jadi pemicu DBD,” kata Kepala Dinkes Lumajang dr. Bayu Wibowo, Selasa (13/10).
Ia menyebut, setiap tahun pasti ada kasus DBD di Lumajang. “Sekarang hampir di seluruh kecamatan ada kasus. Paling tinggi di kecamatan tertentu, seperti Kecamatan Kota (Lumajang), Jatiroto, Sukodono, Tempeh. Setiap tahun gitu,” ujarnya.
Lanjutnya, sebelum adanya pandemi Covid-19, pihak gencar melakukan penceghan DBD secara rutin. Bahkan ada petugas yang dibentuk di setiap RT untuk mengecek keberadaan jentik nyamuk di rumah warga.
“Pemeriksaan jentik nyamuk tiap minggu sekali,” ucapnya.
Bayu menegaskan, jika minimal 95 persen rumah di RT tersebut bebas dari jentik nyamuk, maka wilayah tersebut bisa dinyatakan aman. “Kalau di bawah itu, maka masih ada potensi DBD,” pungkasnya. (fit)