Surabaya Motim – Untuk mempererat kolaborasi antar pilar sosial dalam penanganan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS), Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim menggelar “Sinergitas Pilar Sosial Jatim Tahun 2024”, Kamis (4/4/2024). Acara yang diadakan di Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim ini mengundang 200 peserta.
160 pilar-pilar sosial yang datang adalah Koordinator Wilayah dan Koordinator Kota/Kabupaten dari Tagana, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan pendamping penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Plus.
Ada pula 40 orang Tim Jatim Social Care (JSC) dari 30 UPT di lingkungan Dinsos Jatim pada berbagai wilayah di Jatim turut serta dalam acara tersebut.
Gelaran ini juga dihadiri Pj Gubernur Jatim yang diwakili Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono, Kepala BPSDM Jatim Ramliyanto, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mohammad Yasin. Selain itu, Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa tampak hadir pula sebagai penceramah menjelang buka puasa.
Acara diawali dengan penyaluran bantuan operasional dan tali asih per triwulan untuk para pilar sosial. Di mana koordinasi pendamping PKH Plus mendapat Rp 1,5 juta, Tagana Rp 750 ribu, dan TKSK Rp 1,5 juta.
Kepala Dinsos Jatim Dra Restu Novi Widiani MM menjelaskan, “Sinergitas Pilar Sosial Jatim Tahun 2024” ini menjadi salah satu langkah persiapan para pilar sosial di Jatim untuk tahun 2025.
“Dengan menjaga solidaritas, integritas, dan kebersamaan, kita sanggup membersamai program Jatim. Supaya Jatim selalu terdepan di Indonesia, bahkan di dunia,” paparnya.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono yang mewakili kehadiran Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan, kiprah masing-masing pilar sosial di Jatim sudah tidak perlu diragukan lagi. Ia mencontohkan, Tagana Jatim yang dengan cepat turun membantu korban terdampak gempa Bawean.
“Namun, Pak Pj. Gubernur juga berpesan, bagaimana pilar sosial dan JSC ini bisa bekerja cerdas dan ikhlas,” lanjutnya.
Bobby juga berharap pada pilar sosial mampu bersinergi, berkoordinasi, dan terpadu satu sama lain. Sebab, tanpa hal-hal tersebut, pilar sosial akan kesulitan dalam mendukung pembangunan kesejahteraan sosial di Jatim.
Acara dilanjut dengan tausiyah dari Khofifah. Dia menyampaikan, sinergitas antar pilar sosial di Jatim ini merupakan bentuk dari silaturahmi. Yang mana silaturahmi tersebut dapat membawa keberkahan, seperti terbangunnya solidaritas di antara elemen-elemen strategis di Jatim.
“Dan tentu tidak terbatas di Dinsos saja, Bu Novi akan terus berikhtiar bagaimana pilar sosial ini akan terus bersinergi dengan instansi teknis lainnya,” katanya.
Khofifah menambahkan bahwa sudah saatnya pilar sosial mendapat pendidikan dan pelatihan di BPSDM. Mengingat eksistensi mereka sebagai garda terdepan dalam penanganan PPKS, bencana, terutama kemiskinan. “Agar lebih kompeten dan mampu berjejaring dengan pihak lain sebagai upaya percepatan penurunan kemiskinan,” pesannya.
Terakhir, gelaran ini ditutup dengan buka bersama antar pilar sosial dengan para jajaran Pemprov Jatim yang hadir.(*/ady)