Surabaya Motim – Untuk meningkatkan produktivitas perkebunan di Jawa Timur (Jatim) yang sebagian besar lahannya dimiliki oleh masyarakat pekebun, Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim berencana melakukan koordinasi yang kontinyu untuk mensupport berbagai kebutuhan dari pekebun.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim Dr.Ir Heru Suseno, MT membenarkan rencana tersebut dan nantinya, Disbun Jatim bakal melakukan pembinaan terhadap para pemilik perkebunan di Jatim. Tujuannya, agar hasil produksi bisa meningkat.
Untuk diketahui, sebanyak 86 persen perkebunan di Jatim merupakan milik masyarakat pekebun.
Sisanya, sebanyak sembilan persen dikelola oleh Negara. Sedangkan yang lima persennya dikelola oleh pihak swasta.
Heru menjelaskan, saat ini jenis perkebunan milik masyarakat pekebun yang paling dominan di Jatim adalah tebu, coklat, tembakau, kopi dan nilam.
Oleh karena itu, pihaknya ingin agar pemerintah senantiasa men-support berbagai kebutuhan dari pekebun atau petani tersebut.
Beberapa bantuan pemerintah yang bisa diberikan kepada para pekebun itu, menurutnya bisa berupa pupuk ataupun benih.
Kendati demikian, Heru juga tak memungkiri terkait adanya keterbatasan anggaran, terlebih untuk benih bersertifikat. Hal ini membuat pemerintah harus memutar otak lagi bagaimana cara menyuplai benih tersebut ke pekebun.
“Apalagi jika terkait dengan urusan benih bersertifikat yang mahal harganya. Oleh karena itu, pemerintah pusat mengupayakan benih murah berkualitas supaya bisa meningkatkan produksi petani,” jelasnya, kemarin.
Lebih jauh, Heru juga menyebut di tahun 2024 ini, pihaknya berencana akan memfokuskan kegiatan pada program inovasi dan pola pembinaan para petani atau pekebun. Hal itu dilakukan guna meningkatkan produktivitas perkebunannya.
“Sifatnya tanaman tahunan seperti kopi dan kakao masih sama. Kemudian tanaman semusim seperti Seperti tebu dan tembakau polanya juga sama, nanti fokus kita bagaimana pola kita membina petani kita untuk meningkatkan produksinya,” katanya.
Dalam merealisasikan hal tersebut, Heru mengatakan pihaknya akan melakukan sinkronisasi atau penyesuaian dengan kabupaten/kota untuk membahas terkait kendala yang mungkin dapat menghambat proses produksi. Selanjutnya, permasalahan tersebut akan ditindak lanjuti bersama-sama untuk dicari solusinya.
Beberapa skala prioritas pun telah ditetapkan Disbun Jatim untuk meningkatkan produksi perkebunan di Jatim pada tahun 2024 mendatang.
“Skala prioritas kita kembangkan inovasi terkait dengan tembakau, kemudian inovasi penanganan hama dan penyakit, bagaimana inovasi menarik petani muda supaya tertarik dalam bertani,” jelasnya.
Selain itu, menurutnya Disbun juga akan memberikan bantuan bibit bersertifikasi kepada para petani. Di antaranya adalah bibit tebu, kakao, kopi dan tembakau.(*/ady)