Surabaya Motim – Dinas Perhubungan Jawa Timur (Dishub Jatim) melakukan antisipasi arus pada masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) di wilayah Jatim.
Kepala Dishub Jatim, Dr.Nyono,S.T.,M.T. mengungkapkan bahwa Posko Nataru disiapkan selama 18 hari, mulai tanggal 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.
“Puncak mudik Nataru, yakni tanggal 23 dan 24 Desember, kemudian tanggal 30 dan 31 Desember,” tutur Kadis, di Surabaya, Senin (23/12/2024).
Sejumlah posko Nataru telah disiapkan sebagai bagian dari langkah antisipasi sebab Jatim yang merupakan wilayah terbesar asal dan tujuan libur Nataru.
Menurutnya, pergerakan yang besar ini Dishub memfasilitasi dengan menambah sejumlah kapasitas dan armada angkutan umum untuk mencegah kepadatan berlebih.
“Kita antisipasi nanti kita akan menyiapkan 6637 armada bus yang akan beroperasi, 18 terminal tipe A dan 29 terminal tipe B,” imbuhnya.
“Kemudian kereta api 90 train set di 3 DAOP, 182 pesawat di 8 bandara dan 55 kapal di 4 pelabuhan laut, serta 295 trip di 9 lintas penyeberangan di Jatim. Ini untuk mengantisipasi penumpang selama Nataru,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nyono memperkirakan pengguna angkutan moda darat mencapai hingga 8,2 juta orang. Jumlah ini naik 31 persen dari tahun sebelumnya.
Namun, Nyono juga mengungkapkan bahwa ada sejumlah permasalahan yang mesti diantisipasi pada Nataru kali ini.
Beberapa di antaranya seperti lonjakan penumpang, ketersediaan armada, kondisi infrastruktur, serta keselamatan dan kemacetan lalu lintas.
“Total 8,2 juta orang yang menggunakan angkutan umum. Jumlah ini naik 31 persen dari tahun lalu, yang perlu diantisipasi curah hujan tinggi maka perlu di-assessment jalur-jalur alternatif,” terangnya.
Tak lupa, Nyono juga menyebutkan bahwa kondisi cuaca yang mulai masuk musim penghujan menjadi hal yang perlu diwaspadai.
Sejumlah bencana pada musim hujan berpotensi terjadi sehingga seluruh masyarakat maupun pemangku kebijakan harus berhati-hati.
“Kepala BMKG Pusat Ibu Dwikorita sudah mengingatkan kalau Jawa Timur masuk bencana hidrooseanografi,” lanjut Nyono.
“Intensitas curah hujan tinggi, angin kencang dan arus laut kencang ini membahayakan transportasi.”
“Massa angkutan Nataru akan terkena dampak ini karena berlangsung hingga Februari mendatang,” tegasnya.(*/ady)