Diskanla Jatim Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengembangan Produk Bernilai Tambah Dimasa Pandemi Covid-19

by
Mochamad Suhadi Kasie Bina Mutu Dan Diversifikasi Produk Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa bersama para peserta

Surabaya, Motim-Selama masa pandemi COVID – 19, perlu dicari peluang yang tepat dan kompetitif, mampu memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Perkembangan kawasan Asia Pasific sebagai masa depan dunia merupakan potensi pasar bagi produk perikanan yang permintaannya meningkat 3,47 % per tahun. Salah satu hambatan yang dirasakan dalam pemasaran produk perikanan saat ini adalah bentuk produk yang dipasarkan (termasuk ekspor) masih didominasi “Primary Products“ yang memerlukan proses lebih lanjut. Di samping persyaratan mutu produk yang cukup ketat.

Mochamad Suhadi Kepala Seksi Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur menuturkan, sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan harus mampu mencari terobosan karena potensi sumber daya perikanan laut yang besar. “Alasan yang utama yang mendasar sektor perikanan menjadi andalan yaitu pertama sumber daya perikanan di Indonesia masih cukup melimpah,” ungkap Suhadi.

banner 728x90

Data terakhir menunjukkan potensi sumber daya perikanan laut 6,1 juta ton per tahun baru dimanfaatkan 57 %. Kemudian yang kedua lanjut Suhadi, kontribusi sektor perikanan menunjukkan kecenderungan meningkat.

“Ketiga, sumber daya perikanan sudah sangat dikenal sebagai sumber daya yang menghasilkan komoditas dengan nilai gizi dan nilai ekonomi tinggi,” katanya.

Menurut Suhadi, salah satu strategi untuk memperluas pemasaran melalui pengembangan produk perikanan sebagai terobosan baru dalam menghadapi persaingan pemasaran ikan olahan (Tuna Loin, Sashimi, Steak Tuna). Sehingga dapat memberikan nilai tambah melalui mutu, keragaman produk, kemasan bentuk produk. Hal ini berakibat pada peningkatan daya saing dan peningkatan harga yang pada gilirannya mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan usaha perusahaan yang dampaknya memberi peluang penyerapan tenaga kerja.

“Kebijakan pembangunan perikanan saat ini diarahkan kepada komoditas hasil perikanan yang dapat diolah untuk diperoleh nilai tambah (value added) demi kesejahteraan rakyat (prosperity). Nilai tambah yang diperoleh dari pengembangan produk jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil perikanan dalam bentuk segar atau utuh. Karenanya pendekatan pembangunan perikanan ke depan diarahkan pada  pengembangan produk (product development),” kata Suhadi, Senin (19/04/2021).

Lebih jauh Suhadi menjelaskan, pengembangan produk nilai tambah dilakukan melalui pengembangan industri pengolahan hasil perikanan yang menghasilkan, baik produk antara (intermediate product), produk semi akhir (semi-finished product) dan yang utama adalah produk akhir

(end product) yang berdaya saing demi terwujudnya kemandirian pangan nasional.

“Fokus ke depan adalah untuk pembangunan sektor perikanan yang mempunyai nilai tambah dan berdaya saing,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menjawab tantangan tersebut dengan mencanangkan program Nawa Bhakti Satya. Salah satunya adalah program JATIM.

AGRO yaitu pengembangan produksi agro termasuk perikanan mulai dari hulu hingga hilir. Program JATIM AGRO ini diterjemahkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan melalui

Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan dengan Program.

“Pada kegiatan ini sasaran kegiatan Pertemuan Pengembangan Produk Bernilai Tambah (Konsumsi/ Non Konsumsi) ditujukan kepada 30 orang peserta yang terdiri dari para tim penggerak PKK dari Desa, Penyuluh Perikanan serta para pelaku usaha pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Pasuruan,” kata Suhadi.

Kegiatan dimulai dengan materi pengenalan cara memproduksi makanan atau produk olahan perikanan yang baik. Peserta dibekali dengan teori dan tata cara manajemen pengolahan makanan yang baik dan aman. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai macam dan ragam produk olahan yang ada di wilayah Jawa Timur.

“Kemudian peserta akan diberikan contoh dan praktek pembuatan ragam olahan ikan yang dibutuhkan di daerah kabupaten Pasuruan sebagai upaya mengembangkan macam ragam olahan yang dimiliki para pelaku usaha yang hadir. Ragam olahan yang dipraktekkan adalah pembuatan cookies dan biscuit ikan,” jelas Suhadi.

Selain membuka pengetahuan pelaku usaha mengenai ragam baru produk ini, juga bisa dimanfaatkan untuk pemberian fortifikasi protein untuk asupan anak-anak. Karena biscuit dan cookies ini disukai anak-anak dan usia dini.

“Pertemuan Pengembangan Produk Bernilai Tambah (Konsumsi/ Non Konsumsi). Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing dan peningkatan nilai tambah produk perikanan di pasar dalam negeri,” kata Suhadi.

Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara pengolahan ikan yang baik yang terjamin mutu dan keamanan pangannya, meningkatkan pengetahuan tentang

ragam produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah sebagai salah satu opsi untuk membuka lapangan pekerjaan maupun untuk memenuhi kebutuhan gizi di lingkup Rumah Tangga.

“Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan pengetahuan masyarakat akan ragam produk olahan perikanan semakin bertambah dan berkembang. Hal ini

dimaksudkan akan membuka potensi dan peluang usaha masyarakat yang berdampak pada peningkatan sektor ekonomi masyarakat dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula,” pungkasnya. (ady)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.