Disnak Jatim Gelar Evaluasi Akhir Kegiatan Sikomandan

by -

Surabaya Motim-Jawa Timur sebagai sentra pelaksanaan upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) mulai  tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 dan dilanjut dengan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) sejak 2020 sampai sekarang.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Ir.Indyah Aryani ,MM menuturkan ,” Bahwa kontribusi Jawa Timur terhadap target upsus siwab nasional setiap tahunnya adalah sebesar 43% (1.3 juta ekor) dan Jawa Timur mampu merealisasikan 1.6 juta

banner 728x90

(125%) ekor setiap tahunnya sedangkan kontribusi jawa timur terhadap target Sikomandan nasional adalah sebesar 48% (1.7 juta ekor) dan jawa timur mampu merealisasikan 1.9 juta (112%) ekor.” Tuturnya , Selasa(15/11/2021)

“Sangat tepat jika Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan hewan Kementerian Pertanian menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai tumpuan pelaksanaan upsus siwab maupun sikomandan di tingkat nasional.Mengingat Jawa Timur merupakan provinsi agribisnis yang memiliki potensi pertanian cukup besar dan merupakan lumbung pangan nasional. adanya daya dukung tanaman padi dan tebu di wilayah Jawa Timur yang melimpah, menjadikan peluang tersendiri bagi ketersediaan hijauan pakan ternak berbasis limbah pertanian untuk meningkatkan efisiensi budidaya ternak di Jawa Timur.Adapun potensi sumber daya alam peternakan dan produksinya di Jawa Timur adalah sebagai berikut yang pertama  Ternak sapi potong jenis peranakan ongole (po), madura dan hasil persilangan (sapi limosin, simental, brahman dan anggus) mencapai 4,8 juta ekor yang berkontribusi 27% terhadap populasi sapi nasional dan menempati peringkat nasional , yang kedua ternak sapi perah jenis sapi peranakan Frisian Holstein (FH) sebanyak 293.343 ekor yang berkontribusi 52 % terhadap populasi nasional, dengan produksi susu segar sebanyak 524.620 ton dan menempati peringkat nasional dan yang ketiga ternak unggas (ayam petelur, ayam pedaging dan ayam kampung) sebanyak 302 juta ekor yang berkontribusi 37% terhadap populasi nasional dengan produksi telur 557.762 ton (peringkat i nasional) dan daging unggas 263.750 ton (peringkat II  nasional).” Jelas Bu Kadis dalam pembukaan Evaluasi Akhir Kegiatan Sikomandan di Hotel Grand Daffam Surabaya.

“Provinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk lebih dari 39,5 juta jiwa yang tersebar di 8.501 desa/kelurahan adalah salah satu provinsi yang memiliki angka

pertumbuhan ekonomi yang tinggi melebihi angka pertumbuhan nasional. hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif. disamping itu jawa timur juga telah tercatat sebagai provinsi dengan pdrb tertinggi ke 2 nasional setelah DKI  Jakarta.” Imbuhnya .

Lanjut Bu Kadis ,” Kontribusi PDRB Jawa Timur terhadap PDB  nasional adalah sebesar 14,85 % sedangkan kontribusi PDRB sektor pertanian terhadap pdb sektor pertanian nasional adalah sebesar

13,83%. adapun struktur keterlibatan tenaga kerja masing-masing sektor dalam mendukung peningkatan pdrb adalah sebagai berikut : pertanian (32,49%); perdagangan (18.08%); industri (15,58%) dan lainya (33,48%).” Lanjutnya.

“Dalam rangka mewujudkan pembangunan jawa timur sejahtera, ibu Gubernur mempunyai program nawa bhakti satya,diantara ke sembilan bakti tersebut terdapat satu bhakti yang ingin meningkatkan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan yang tertuang dalam bhakti ke 6 yaitu jatim agro, yang bertujuan untuk memajukan sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan Darat dan Laut, Kehutanan, Perkebunan melalui program . Petik, olah, kemas dan jual.Serta  mengembangkan Agropolitan ,Stabilisasi dan tabungan pangan serta Asuransi petani ” terangnya.

” Dalam rangka implementasi Nawa Bhakti Satya khususnya Bhakti ke 6 (Jatim Agro), kami telah merumuskan beberapa program prioritas, seperti Pertanian terpadu, yakni pengembangan kawasan pertanian terpadu berskala nasional dan  Pengembangan agropolitan yang terbagi dalam 5 klaster wilayah yaitu :

  1. Agropolitan lingkar Wilis
  2. Agropolitan lingkar Kelud
  3. Agropolitan lingkar Ijen
  4. Agropolitan lingkar Bromo
  5. Tengger dan semeru (BTS)
  6. Agropolitan Madura
  7. Dukungan revolusi industri agro 4.0
  8. Optimalisasi nilai tambah budidaya pertanian. ” Urainya.

”  Pembangunan peternakan yang merupakan bagian dari pembangunan pertanian, memiliki arti penting bagi ketahanan pangan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia indonesia. fungsi protein hewani sangat menentukan dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa, karena kandungan asam aminonya tidak dapat tergantikan oleh bahan makanan lainnya. pada saat ini jawa timur telah mampu mencukupi kebutuhan daging sapi dalam provinsi. kebutuhan daging sapi masyarakat jawa timur ± 95.283 ton sedangkan produksi mencapai 99.340 ton. ” Jelasnya.

“Maka Jawa Timur surplus daging sapi sebanyak 4.060 ton, selain itu jawa timur juga memasok sapi siap potong ke luar provinsi yang merupakan bagian dari surplus ternak di jawa timur. namun demikian, secara umum Indonesia sampai saat ini masih mengalami defisit pasokan

daging sapi, oleh karena itu peran serta Jawa Timur sebagai daerah penyangga kebutuhan daging sapi nasional harus tetap dipertahankan.Penyebab terjadinya kesenjangan antara Supplay dan Demand daging sapi nasional adalah kurangnya pasokan. Hal ini terlihat dari konsumsi perkapita daging sapi tahun 2020 mencapai 2,6 kg/kapita/tahun atau setara dengan 742.000 ton. sedangkan kemampuan produksi daging sapi dalam negeri hanya 496.300 ton. sehingga terdapat kekurangan supplay daging sapi nasional sebesar 245.700 ton atau setara dengan 1.4 juta ekor sapi hidup adanya kesenjangan yang cukup tinggi antara supplay dan demand inilah yang memicu terjadinya lonjakan harga jual daging di tingkat pasar. oleh karena itu, upaya peningkatan populasi ternak sapi secara cepat sebagai upaya untuk menurunkan kesenjangan antara supply dan demand harus menjadi prioritas utama.” Tegasnya.

“Dalam rangka meningkatkan populasi ternak sapi, pemerintah pusat dalam hal ini direktorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan kementerian pertanian telah menginisiasi program Upsus Siwab dan Sikomandan, yang berjalan sinergis dengan inovasi Intan Selaksa (Inseminasi Buatan sejuta lebih anakan sapi) yang digagas oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan. melalui Intan Selaksa ini diharapkan dapat dilakukan Inseminasi Buatan (Kawin Suntik) terhadap 1.6 juta ekor sapi dan diikuti terjadinya kelahiran lebih dari 1 juta ekor tiap tahunnya. Dengan demikian maka tiap tahunnya Jawa Timur berkontribusi kelahiran sapi sebesar 52% dari total target kelahiran sapi nasional” tegasnya.

“Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 mendapatkan tarjet dari kementerian pertanian untuk melakukan Inseminasi Buatan (Kawin Suntik) sebanyak 1.900.000 akseptor dengan target kelahiran 1.200.000 ekor. ini tentu sangat beralasan, karena dari total populasi sapi potong dan perah 4,8 juta ekor terdapat 1,9 juta akseptor yang siap

menjadi target kawin suntik. namun demikian karena adanya gelombang 2 pandemi covid 19 pada bulan juni 2021, maka dilakukan revisi target sikomandan nasional dan target jawa timur menjadi 1.300.000 juta ekor kawin suntik dan kelahiran 775.000 ekor. berdasarkan laporan real time pelaksanaan inseminasi buatan, pemeriksaan kebuntingan dan pelaporan kelahiran ternak melalui sistem isikhnas, sampai dengan tanggal 31 oktober 2021, jawa timur telah mampu melaksakanan kawin suntik sebanyak 1.586.850 ekor dari total target sebanyak 1.300.000 ekor (122%).

Dengan melihat trand pelaksanaan kawin suntik harian, Jawa Timur optimis capaian inseminasi Buatan (kawin suntik) sampai dengan 31 desember 2021 bisa mencapai 1.900.000 ekor (146%).

Demikian juga dengan capaian kelahiran sapi hasil sikomandan mendukung intan selaksa, sampai dengan tanggal 31 oktober 2021, di jawa timur telah lahir sebanyak 1.016.646 ekor dari total target sebanyak 775.000 ekor (131%), melihat trand pelaksanaan kawin suntik pada tahun sebelumnya, maka jawa timur optimis capaian kelahiran sampai dengan 31 desember 2021 bisa mencapai 1.200.000 ekor (154%).” Imbuhnya.

“Dengan inseminasi buatan program  sikomandan mendukung intan selaksa ini, maka pada setiap tahunya jawa timur akan mendapatkan revenue berupa pedet (anak sapi) umur 6 bulan s/d 1 tahun sebanyak 1.050.000 atau setara dengan 7,8 triliun rupiah/tahun atau setara 39 triliun rupiah selama 5 tahun pelaksanaan upsus siwab / sikomandan di jawa timur. nilai 39 triliun rupiah ini merupakan bagian dari nilai tambah yang akan diterima oleh peternak, sehingga dengan kegiatan upsus siwab dan sikomandan ini dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan secara nyata akan menurunkan angka kemiskinan masyarakat.” Ucapnya.

” Kami merasa bangga atas sinergi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta para pelaku pembangunan peternakan di jawa timur. pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak. apresiasi juga kami sampaikan kepada petugas lapangan sebagai ujung tombak pelaksanaan upsus siwab / sikomandan

yakni dokter hewan, sarjana peternakan, petugas inseminator dan petugas pemeriksa kebuntingan. berkat kerja keras anda semua jawa timur mampu swasembada daging sapi pada

khususnya dan protein hewani pada umumnya. mudah-mudahan dengan pertemuan yang

melibatkan semua stake holder peternakan ini dapat menjadi penyemangat bagi semua pihak,

utamanya Dinas Peternakan Provinsi Jawa tTimur untuk bekerja lebih kera lagi, sehingga pelaksanaan Upsus Siwab / Sikomandan di Jawa Timur tahun 2021dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi peternak jawa timur.’ Pungkasnya.(ady)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.