Truk trailer muat triplek terguling dan menimpa mobil Isuzu Panther di jalan desa Sumberketempa, Kecamatan Kalisat. Dari 7 penumpang mobil, 4 selamat dan 3 tewas.
Salah seorang korban selamat, Anis Ilmiyatul Hasanah, mengaku ada momen tak masuk akal yang membuatnya bisa keluar mobil dengan selamat. Yakni saat ada tangan yang menjulur dari luar ke dalam mobil lewat sebuah lubang sempit.
“Saat tangan itu saya pegang, tiba-tiba saja saya sudah ada di luar mobil. Posisinya tetap duduk seperti ketika masih berada di dalam mobil,” kata Anis ditemui di rumahnya di Dusun Rowo, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Minggu (31/7/2022).
Anis menceritakan, di dalam mobil nahas yang ditumpanginya itu, dia duduk di bangku tengah deret paling kiri. Posisinya dekat pintu mobil.
“Jadi ketika trailer menimpa mobil, saya secara reflek menunduk agak miring ke pintu yang ada di sebelah kiri saya. Itu trailernya kan ambruknya dari sisi kanan mobil,” kata perempuan usia 29 tahun itu.
Meski tergencet kap mobil, namun posisinya yang miring membuatnya masih punya ruang, meski sangat sempit. Anis pun berusaha mencari jalan keluar sambil memanggil ayahnya.
“Saya sama sekali tidak mengalami pingsan. Waktu itu saya dalam posisi tetap sadar. Saya coba memanggil ayah saya yang duduk di depan saya, di sisi kiri sopir,” kenangnya.
Namun waktu itu tak terdengar jawaban dari sang ayah, Alwi Dahlan. Anis pun kemudian menduga Alwi sudah meninggal.
“Saya panggil nggak ada jawaban. Saya mengira ayah saya sidah meninggal. Saya putus asa. Saya merasa ajal saya juga sudah dekat,” kenang Anis.
Dalam keputusasaan itu, Anis lalu membaca dua kalimat syahadat. Usai membaca syahadat, Anis tiba-tiba melihat ada tangan menjulur ke dalam mobil dari sebuah lubang yang ada di sisi kiri.
“Lubagnya tidak begitu besar. Mungkin kepala saja nggak bisa lewat,” katanya.
Reflek, Anis pun memegang tangan itu. Dan dalam sekejap, dia tiba-tiba sudah berada di luar mobil.
“Posisi saya masih tetap duduk seperti ketika di dalam mobil. Saya lihat dari luar mobil, kendaraan juga masih berada di bawah truk. Logikanya, penumpang di dalamnya tidak mungkin saat itu bisa keluar,” kenang perempuan ini.
Anis lalu berusaha masuk mobil dari lubang di mana tangan tadi menjulur. Namun dia tidak berhasil masuk.
“Pikiran saya waktu itu, kalau saya bisa keluar lewat lubang itu, yang lain juga pasti bisa. Akhirnya saya berusaha masuk lagi lewat lubang itu untuk menyelamatkan yang lain. Tapi ternyata kepala saya saja nggak bisa masuk,” katanya.
Anis lalu kembali memanggil-manggil ayahnya. Dan dia kemudian tangan sang ayah menjulur keluar dari celah bodi mobil.
“Saya langsung pegang dan tarik. Saya tidak tahu, apakah karena tarikan saya atau dibantu yang lain, ayah akhirnya bisa dikeluarkan dari mobil dengan selamat,” ujar Anis.
Sedangkan ayah Anis, Alwi Dahlan mengaku tubuhnya tergencet bodi mobil sehingga tak bisa bergerak. Ketika mendengar teriakan Anis, Alwi berusaha mengangkat tangan.
“Saya angkat tangan kanan saya. Lalu terasa ada yang megang dan tiba-tiba saya sudah berada di luar mobil,” katanya.
Baik Anis mau pun Alwi merasa momen itu merupakan hal yang tak bisa dijelaskan oleh nalar. Mereka merasa ada kekuatan lain yang membuat mereka lolos dari maut.
Kedua orang ini juga tak mengalami luka serius. Bahkan ketika berada di runah sakit, dikira keluarga korban, bukan salah satu korban.
“Waktu turun dari ambulans, dikira keluarga, bukan korban. Karens memang kami tidak mengalami luka,” kata Anis.
Anis bersyukur dia dan ayahnya bisa selamat dari insiden yang menurutnya sangat mengerikan itu. Kendati demikian, dia juga sangat sedih karena harus kehilangan orang terdekat.
“Sebenarnya kami ini bukan satu keluarga. Saya dan ayah saya ini tetanga keluarga pak Warso. Tapi kami memang sangat dekat sehingga sudah seperti keluarga,” katanya. (*)