Lumajang, Motim-Sempat muncul unggahan di media sosial, yang menduga tumbangnya Pohon Beringin gara-gara proyek penanaman rumput di bawah pohon berusia 141 tersebut. Proyek dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang tersebut menelan anggaran hingga Rp 99 juta.
Kepala DLH Lumajang, Yuli Harismawati ketika dikonfirmasi terkait ini, menjelaskan, proyek tersebut dilaksanakan, untuk menyelamatkan Pohon Berining yang kondisinya mengkhawatirkan.
“Setahun yang lalu, pohon Beringin di Alun alun terlihat meranggas, daunnya rontok/lambat bersemi, tampak mengering dan kurang sehat. Dinas Lingkungan Hidup melakukan upaya untuk menyelamatkan kondisi Beringin tersebut,” ucapnya, Kamis (21/1/2021).
Sebelum melakukan penanganan, pihaknya juga mengamati penyebab mengeringnya pohon tersebut. DLH kemudian memastikan, adanya bangunan dibawahnya, utamanya rabat beton yang menyebabkan akar Beringin tidak bisa leluasa menyerap nutrisi.
“Itu kami yakini dengan menyembulnya akar akar di tembok bangunan, karena akar akar itu kesulitan masuk terhalang lantai beton dan akibatnya sulit menyerap zat makanan/unsur hara dari dalam tanah,” lanjutnya.
Yuli menegaskan, proyek untuk menyelamatkan pohon yang ada sejak zaman penjajahan Belanda itu, bukan hanya untuk penanaman rumput saja. “Jadi perlu kami sampaikan bahwa Pekerjaan tersebut bukan hanya penanaman rumput gajah mini yang terkesan sederhana,” tegasnya.
Ia menyebut, upaya penyelamatan yang dilakukan diantaranya, pembongkaran batu piring dan beton setebal 15-20 sentimeter serta pembongkaran kabel elektrikal lampu Beringin. “Kemudian pembuangan hasil bongkaran, urukan tanah dari luar, pemadatan/penambahan tanah humus, pasangan bata merah keliling, plesteran, pengecatan tembok keliling, dan penanaman rumput gajah mini sekaligus pembuatan lubang lubang biopori di sekitar Beringin guna memasukkan treatment pupuk atau obat,” pungkasnya. (fit/cho)