Lumajang, Motim-Dualisme organisasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Lumajang menjadi sorotan saat ini. Ada Kadin Lumajang dengan ketua Agus Setiawan dan Kadin Lumajang dengan ketua Mulyadi.
Seperti diketahui, pada Sabtu (20/2/2021) ada Musyawarah Kadin Lumajang di Hotel GM dan Agus Setiawan terpilih sebagai ketuanya. Kemudian pada Senin (5/4/2021) ada Pelantikan Kadin Lumajang di Pendopo Arya Wiraraja yang diketuai oleh Mulyadi.
Dengan adanya dualisme tersebut, kedua kubu nampaknya sama-sama tak saling mengalah dan ngotot untuk jalan terus dengan keyakinan masing-masing.
Agus Setiawan ketika dikonfirmasi terkait ini, mengklaim kubunya merupakan Kadin yang diakui oleh negara. “Kadin itu hanya satu yang diakui oleh RI, pimpinan (Kadin Pusat) Rosan Roeslani,” ucapnya, Selasa (6/4/2021).
Sementara Kadin Lumajang kubu Mulyadi, kata Agus Setiawan adalah Kadin dengan pimpinan pusat Oesman Sapta Odang (OSO). “Mereka (Kadin) versi OSO,” ujarnya.
Pihaknya akan tetap jalan meski ada dualisme di Lumajang dengan mengikuti petunjuk dari pimpinan pusat. “Kita anggap mereka tidak ada. Karena kita berjalan di rel kita sendiri,” ungkapnya.
Sementara Mulyadi ketiaka dikonfirmasi, menegaskan, dua Kadin di Lumajang ini bisa sama-sama jalan. “Menurut saya, dua-duanya bisa jalan. Kita Kadin yang baru muncul tidak akan mengintervensi masing-masing pihak,” ujarnya.
Lanjutnya, pihaknya akan fokus mendukung pelaku usaha yang memiliki masalah amaupun akses pada pemerintah. Khususnya pelaku usaha UMKM. “Sementara ini arahan dari pusat, kita segmentasinya di UMKM,” terangnya.
Menanggapi jika Kadin kubunya disebut tidak diakui oleh negara, Ia tidak mempermasalahkan hal itu. “Tidak apa-apa kita negara hukum. Misalnya ketika Kadin grup saya ini bermasalah dan didiskualifikasi oleh pemerintah tidak masalah. Yang terpenting kita sudah membantu. Yang penting jalan, kita tidak cari untung. Saya ingin berbuat untuk Lumajang,” pungkasnya. (fit)
