Ekspedisi Gunung Raung, Mahasiswa Universitas Moch. Sroedji Jember Amati Flora dan Fauna Gunung Raung

by -

Jember,Motim –  Gunung Raung adalah gunung berapi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa.

Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat.Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17/Puncak Bendera (3159 mdpl), Puncak Tusuk Gigi,(3300 mdpl) dan, yang tertinggi, adalah Puncak Sejati (3.344 mdpl). Gunung Raung memiliki jalur trek pendakian yang cukup ekstrim dibandingkan gunung yang lain dan minimnya ketersediaan mata air membuat pendaki perlu kesiapan dalam segi fisik maupun materi.

banner 728x90

Dilihat dari vegetasinya, gunung Raung mempunyai kawasan hutan dipterokarp Bukit, hutan dipterokarp atas, hutan montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Keunggulan dari gunung raung inilah, maka gunung raung dipilih sebagai wahana diklat lanjutan IWENA ini sebab di gunung raung ini terdapat beberapa keunggulan daripada gunung yang lain dimana perlu adanya manajemen dan keanekaragam hayati sehingga semua materi yang dibutuhkan dapat tersedia di gunung raung.

Ikatan mahasiswa pecinta alam Universitas Moch. Sroedji Jember (IWENA) melakukan ekspedisi gunung raung dan pengamatan flora dan fauna yang ada didalamnya. Ekspedisi dimulai 29 Juli 2023 dan berakhir 31 Juli 2023. Tujuan dari ekspedisi ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai flora dan fauna yang ada di gunung raung karena hingga saat ini masih minim data tentang flora dan fauna disana.

Untuk fauna yang diamati adalah burung. “Kami menemukan spesies burung dengan ciri-ciri berbadan kecil, memiliki warna kepala biru , paruh berwarna hitam, bagian dada ada dua warna yaitu biru muda dan putih, dan memiliki sayap yang berwarna hitam.”, Jelas Solehuddin selaku ketua panitia.

Dari hasil temuannya dan pencocokan lagi dengan data yang ada, kami simpulkan bahwa jenis burung tersebut adalah burung sikatan biru (Cyornis unicolor) yang termasuk dari keluarga Muscicapidae, dari genus Cyornis. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga dan memiliki habitat di hutan subtropik atau hutan tropik yang lembab. “Setelah kami analisa dan cocokan dengan data yang ada, kami simpulkan bahwa ini ada burung sikatan biru.”, imbuhnya.

Selain mengamati fauna, pada ekspedisi ini kami juga melakukan pengamatan terhadap tanaman yang hidup di hutan gunung Raung. “Kami juga melakukan pengamatan terhadap flora (tumbuhan) yang hidup disana.”, Jelas Soleh.

Bunga edelweis yang tumbuh di wilayah hutan gunung raung.

Dari hasil pengamatan disana banyak sekali ditemukan bunga edelweis saat mulai memasuki pondok tonyok. Disepanjang jalan pondok tonyok hingga tugu memoriam Deden Hidayat terdapat banyak sekali edelweis yang tumbuh liar dan juga tinggi hingga menutupi jalan.

Bunga edelweis biasa disebut sebagai bunga abadi karena untuk menunggu edelweis mekar dibutuhkan waktu hingga 10 tahun lamanya. Hormon etilen yang ada pada bunga edelweis, bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama. Tumbuhan ini bisa tumbuh di ketinggian kurang lebih 2200-3000 mdpl. Diberbagai tempat edelweis sudah mulai langka keberadaannya bahkan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tumbuhan ini telah dinyatakan punah. Namun di gunung raung tumbuhan ini masih tumbuh subur.

Bunga pada umumnya ada 6 jenis edelweis di dunia, namun yang kita temukan salah satunya adalah jenis Anaphalis javanica, yang dikenal sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) atau Bunga Senduro, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi di Indonesia yang saat ini dikategorikan sebagai tumbuhan langka.

Bunga ini juga mampu mempertahankan hidupnya di tanah yang tandus. salah satu faktor yang membuat edelweis ataupun tanaman lain bisa tumbuh subur disana mungkin dikarenakan tanah vulkanik. Pasalnya tanah vulkanik adalah tanah yang subur untuk bercocok tanam, karena endapan vulkanik diperkaya dengan unsur-unsur seperti magnesium dan kalium. itu sebabnya edelweis di gunung raung dapat tumbuh dengan subur dan lebar sekali. seperti terlihat di foto yang kita lampirkan.

Tanaman begonia yang tumbuh di wilayah hutan gunung raung.

Selain itu, dalam ekspedisi ini kami juga menemukan tanaman begonia tumbuh subur disepanjang jalan menuju batu tulis. Begonia adalah genus dalam keluarga tanaman berbunga Begoniaceae yang merupakan nama umum serta nama generik untuk semua anggota genus. Flora ini termasuk tumbuhan semak dan biasanya menyukai habitat yang lembab. Tumbuhan Begonia mudah dikenali yaitu dari bentuk daun yang asimetris sehingga jika dilipat tidak akan sama ukurannya. Begonia di kawasan gunung raung angkainya yang berbulu, memiliki daun yang cukup lebar.

Bagi kalangan pendaki, Begonia sangat terkenal karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Biasanya digunakan oleh pendaki orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk di hutan seperti tersesat dan kehabisan makanan. Bagian tumbuhan ini yang bisa dimakan yaitu batangnya dengan cara mengupas kulit batang terlebih dahulu dengan hati-hati supaya tidak kotor. Rasa dari batang Begonia sendiri terasa asam dan banyak mengandung air.

Selain untuk dimakan, begonia juga bermanfaat untuk tanaman hias dan juga sebagai tanaman obat. Khasiat tumbuhan ini yakni untuk mengobati bisul, obat pusing, demam, dan penghilang dahak. Bagian yang digunakan yaitu daun dan batang. Bagi masyarakat Sunda zaman dahulu, hariang juga biasa digunakan untuk pengganti bumbu asam dalam membuat sayuran.

Ir. Wahyu Giri selaku pembina berharap hasil dari ekspedisi ini bisa bermanfaat untuk masyarakat. Ia berpesan kepada semua generasi muda agar terus menjaga alam dan terus melestarikan flora dan fauna yang ada di alam kita.

“Semoga hasilnya bermanfaat untuk orang banyak. Kepada anak-anak generasi milenial agar terus menjaga dan melesatarikan alam ini.”, Tutupnya.

 

 

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.