Jember, Motim-Menjelang perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru), hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jember mengalami kelangkaan Elpiji 3 Kilogram (Kg). Terutama di tiga wilayah kecamatan perkotaan Jember. Diantaranya, Sumbersari, Kaliwates, dan Patrang.
Salah seorang warga Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari Tri Wahyu Handoko mengatakan, sudah beberapa hari belakangan ini, dirinya kesulitan untuk mencari Elpiji melon 3 Kg itu.
“Tepatnya mungkin 3 harian ini, di wilayah Kecamatan Sumbersari kesulitan untuk mencariĀ Elpiji Melon hijau itu. Keliling di beberapa toko klontong atau pangkalan kosong,” kata pria yang akrab dipanggil Wahyu ini, Senin (21/12) pagi.
Senada dengan yang disampikan wahyu, salah seorang Ibu Rumah Tangga Heni juga merasakan hal yang sama.
Terkait kelangkaan elpiji berukuran 3 kilo itu juga diakui olehnya. Bahkan jika ada, harganya pun mengalami kenaikan sebesar Rp 2 ribu.
“Setahu saya di toko-toko klontong gitu. Misalnya ada (Elpiji 3 Kg), harganya naik bisa sampai Rp 20 ribu per tabung. Terjadinya di toko klontong. Biasanya itu Rp 17 – 18 ribuan,” kata wanita warga Lingkungan Condro, Kelurahan Kaliwates, Kecamatan Kaliwates ini.
Dengan kondisi naiknya harga elpiji melon itu, dirasakan sulit baginya. “Ya karena butuh, bagaimanapun terpaksa dibeli. Apalagi keliling ke toko-toko kebanyakan kosong stoknya,” kata Heni.
Menanggapi hal ini, salah seorang pemilik agen gas Elpiji di Jember HM. Satib menduga. Kenaikan harga ataupun kelangkaan elpiji melon itu, karena tingginya permintaan dan pemakaian Elpiji meningkat menjelang Nataru.
“Karena kan menghadapi Nataru, jadi permintaan tinggi,” kata Satib saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Pemilik pangkalan gas Elpiji di wilayah Kelurahan Kebonsari ini mengatakan, sebenarnya sudah ada ekstra droping yang dilakukan setiap bulannya sebagai langkah antisipasi.
“Alokasinya sebenarnya tidak kurang, malah ada ekstra droping yang setiap bulan ada dari Pertamina. Sekitar 10 persen dari alokasi umumnya. Tapi harusnya (menyikapi Nataru), jangan disamakan dengan bulan-bulan lainnya. Harusnya ada penambahan,” kata Satib.
Menurutnya, Pertamina harus cepat mengambil kebijakan.
“Karena terkait kebijakan untuk menjaga stok menjelang Nataru di Bulan Desember ini, juga harusnya disikapi cepat, karena bersamaan juga dengan pelaksanaan Pilkada,” kata pengusaha yang juga Anggota DPRD Provinsi Jatim ini.
Bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan, katanya. Satib pun juga mengingatkan kondisi Jember yang masih belum kondusif terkait pelaksanaan Pilkada.
“Karena situasi politik di Jember masih hangat. Jangan sampai karena kebijakan Pertamina (yang tidak cepat menanggapi), dijadikan alat pemicu (yang mengganggu stabilitas keamanan),” katanya.
Kondisi kelangkaan Elpiji 3 kilo inipun, Satib menambahkan, terjadi di hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Jember.
“Tapi memang wilayah paling banyak terjadi kelangkaan (Elpiji 3 Kg itu). Di wilayah (kecamatan) perkotaan. Terutama juga wilayah (kecamatan) yang penganut agama Nasraninya tinggi,” tandasnya.