ESDM Jatim Buat Inovasi Separator Gas Rawa Sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) Bersama Stakeholder terkait.

by -

Surabaya Motim.
Pemprov Jatim melalui Dinas ESDM Provinsi Jatim mensosialisasikan pemanfaatan biogenic shallow gas methane atau gas rawa sebagai energi baru terbarukan (EBT) kepada stakeholder terkait.

Kepala Dinas ESDM Jatim, Dr.Nurkholis,S.Sos,MSi menuturkan ,” selama ini gas rawa belum dimanfaatkan untuk warga. Sebab, diperlukan teknologi, agar gas rawa bisa dimanfaatkan warga.

banner 728x90

“Kami sosialisasi inisiasi pemanfaatan gas rawa bersama stakeholder terkait untuk mengembangkan potensi gas rawa di Jatim. Ini sesuai arahan Bu Gubernur,” tutur Nurkholis didampingi Kabid Energi Oni Setiawan di Kantor ESDM Jatim, Selasa (4/10/2022).

” Gas rawa adalah energi baru yang merupakan bagian dari energi baru terbarukan. Potensi gas rawa memang secara sporadis dan jumlahnya tidak besar.
“Karena gas rawa ini di lapisan dangkal. Gas rawa itu kalau diusahakan secara usaha besar atau di-profitkan tidak memadai. Tapi kita upayakan penggunaan teknologi sederhana, tepat guna agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar pusat gas rawa. Itu jadi solusi masyarakat untuk mensubtitusi energi yakni LPJ yang selama ini dirasa mahal,” terangnya.

Nurkholis menjelaskan, cara kerja gas rawa hampir mirip dengan cara gas PGN. Yakni, semisal di sebuah tempat diidentifikasi mengandung gas rawa, maka dibuat tabung atau sumur untuk menampung gas tersebut. Kemudian, dipasangkan separator, dan pipa yang tersambung ke rumah warga. Dari situ, gas rawa bisa dimanfaatkan warga terutama untuk menyalakan kompor di dapur.
“Potensi gas rawa juga membantu pemerintah untuk mengurangi emisi gas karbon,” jelasnya .

“Karakteristik gas rawa ini ditemukan di tanah yang ada rembesannya. Biasanya, tanah itu mengandung gas rawa kalau disiram mengeluarkan gelembung.

“Biasanya timbul bau minyak tanah, lalu bau hidrogen sulfida dan bau tidak sedap. Itu mengindikasikan daerah itu terdapat potensi gas rawa, tapi harus diteliti lebih jauh. Karena pemanfaatan gas rawa harus ada sumber besar agar keberlanjutan bisa dimanfaatkan masyarakat.

” untuk pemanfaatan gas rawa, ESDM telah menganggarkan bantuan separator sebagai instalasi penyaluran gas ke warga di Desa Besuk, Jombang. Rencananya, ada 50 rumah tangga yang bisa teraliri gas rawa.

“Ini ESDM memiliki inovasi akan membuat separator gas rawa itu. Jadi, kita siapkan separator gas rawa, dua unit kita lengkapi kompresor untuk melengkapi tekanan pada potensi gas rawa, distribusikan melalui pipa ke warga. Daerahnya sudah diteliti IAGI Jatim. Jadi, nanti aman untuk warga, tidak bahaya lagi. Ini bukan komersil, khusus bantuan masyarakat cuma-cuma dan bentuk pemanfaatan gas rawa,” imbuhnya.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Wilayah Jatim, Handoko Teguh Wibowo yang turut hadir dalam sosialisasi menyebut, gas rawa bisa jadi alternatif di tengah mahalnya minyak dan gas bumi.

“Di Jatim itu banyak, eksplorasinya juga mudah, dan teknologinya murah, hasilnya sama seperti perusahaan gas negara itu ya. Database kami pemetaan di Madura, di Sumenep, beberapa yang diupayakan di Bojonegoro juga. Potensinya besar,” jelas Handoko.

Handoko menyebut, satu sumur kecil bisa mengaliri 50-70 kompor rumah tangga. Jumlahnya bisa bertambah, tergantung besarnya sumur juga. “Ini sifatnya unrenewable, jadi bisa habis. Tetapi, kita punya potensi melimpah ruah, khusus yang kami teliti di Jatim dan Jateng,” terangnya.

Kepala Departemen Operasi SKK Migas Jabanusa, Ahsyad menyatakan, gas rawa cenderung aman dan tekanannya rendah. Ia yakin daya ledaknya juga minim. “Untuk gas rawa ini lama teridentifikasi, belum ada yang memanfaatkan. Ini bagian upaya memperdayakan ekonomi di masyarakat desa. Gas rawa relatif aman karena volume tekanannya rendah. Sama seperti main api rumah dulu pakai minyak gas atau minyak tanah,” tandasnya.

Selain sosialisasi, juga dilakukan MoU dan penandatanganan kesepakatan bersama antara Dinas ESDM Jatim dengan SKK Migas, IAGI, dan PGN terkait pemanfaatan gas rawa.
Biogenic Shallow Gas Metana (Gas Rawa) merupakan pontensi gas yang tersebar di wilayah Jawa Timur utara Jawa Timur memiliki nilai ekonomis apabila dimanfaatkan secara tepat untuk masyarakat desa, sebagai bahan bakar rumah tangga.

Seringnya gas rawa keluar ke permukaan bumi baik secara alami atau akibat aktivitas manusia menimbulkan bahaya kebakaran dan bau tak sedap sebagai unsur pencemar udara. Gas rawa memiliki sifat mudah terbakar, eksplosif, dan mencemari lingkungan, karena mengandung gas metan. Sehingga, menimbulkan gas rumah kaca.” Pungkasnya (ady)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.