Jember, Motim-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember tertinggi se Jawa Timur. Khofifah berharap hal ini bisa menjadi perhatian serius pemerantah kabupaten Jember.
“Sebab untuk melihat kualitas dan daya saing itu, (salah satu parameternya) adalah AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka Kematian Bayi) dan Stunting,” kata Khofifah dalam pidato sambutan Serah Terima (Sertijab) Bupati Jember di Gedung DPRD Jember, Selasa (2/3).
Menurut Khofifah, AKI di Jember pada tahun 2020 mencapai 61 orang. Sedangkan di Jawa Timur sebanyak 565 orang.
Sedangkan untuk AKB di Jember tercatat ada sebanyak 324 bayi. Dengan total AKB se Jawa Timur tercatat ada 3.611 kasus kematian bayi.
Sebagai upaya untuk menekan AKI, AKB, dan Stunting, kata Khofifah, perlu kerja keras dari semua pihak dan kalangan. Seperti halnya yang dilakukan oleh PKK dan Posyandu.
“Yang jangan kemudian dianggap ringan kerjanya. Bahkan ibu ketua PKK bisa lebih sibuk dari Bupati. Karena keliling (untuk memberikan edukasi soal AKI, AKB, dan Posyandu) itu,” ujarnya.
Selama kurun waktu 10 tahun sejak 2010, kata Khofifah, AKI di Jatim berada di angka rata-rata 500 sampai 600 orang. Dan sejakĀ 2015, angkanya cenderung menurun.
Demikian juga dengan AKB. Di mana pada tahun 2015 tercatat ada 5132 bayi meninggal. Namun pada tahun 2020, angkanya turun menjadi 3611 bayi.
Khofifah mengingatkan, sesuai petunjuk Presiden Jokowi, menekan AKI, AKB dan stunting menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan SDM. Untuk itu, pemerintah daerah harus bersinergi dengan semua pihak.
“Seperti halnya di Surabaya, Unair yang diminta untuk diajak sinergi. Kaitannya kesediaan relawan dari kesehatan untuk melakukan sosialisasi soal AKI, AKB, dan Stunting itu,” katanya.
“Kalau Jember mungkin Unej, menurunkan relawan (kampus) yang inisiatornya nanti (berkolaborasi dengan) Unicef,” sambung Khofifah.
“Jika ingin bicara soal kualitas SDM kita, kuncinya ya 3 itu (AKI, AKB, dan Stunting) kata Pak Presiden. Jadi segera diatasi, Angka kematian ibu yang tinggi, angka kematian bayi yang tinggi, dan juga angka Stuntingnya yang juga tinggi,” pungkasnya.