Surabaya, Motim – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak generasi millenial Jatim menggeluti sektor pertanian. Khofifah yakin sentuhan teknologi kekinian, inovasi dan kreativitas, serta luasnya akses pasar dapat memajukan pertanian di Jatim.
Khofifah menyebut, sektor pertanian merupakan komponen penting yang dapat menyelamatkan ekonomi negara. Terlebih di era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Sektor tersebut, kata Khofifah bisa menguatkan ketahanan pangan, menyediakan lapangan kerja dan bisa menanggulangi kemiskinan di masyarakat.
“Kita semua tahu mayoritas petani kita didominasi petani berusia tua, masih sedikit anak muda yang mau menekuni sektor pertanian karena dianggapnya kurang prospek dan kurang bergengsi. Padahal, dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ditambah situasi global kekinian, sektor (pertanian) ini sangatlah strategis,”ungkap Khofifah sambil mengingatkan bahwa tanggal 24 September adalah peringatan Hari Tani Nasional 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Menurut Khofifah, regenerasi menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Jika hal ini diabaikan, maka bukan tidak mungkin dalam kurun waktu 10 – 15 tahun mendatang, Indonesia, atau khususnya Jatim akan kekurangan petani. Padahal, Jatim sendiri merupakan lumbung pangan nasional untuk support 16 provinsi di wilayah Indonesia Timur.
Khofifah menerangkan, bahwa saat ini mencari kerja bukanlah hal yang mudah. Tidak seimbangnya industri dengan pencari kerja membuat persaingan menjadi sangat ketat. Belum lagi ditambah situasi ekonomi global dimana banyak negara masuk ke jurang resesi. Karenanya, ia mendorong generasi millenial mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, salah satunya di sektor pertanian.
“Peluang bisnis sektor pertanian masih sangat luas untuk digarap kaum milenial. Semangat mereka saya yakin mampu membawa pembaharuan dalam pembangunan pertanian di Jatim,”imbuhnya.
Khofifah mengatakan, jika jumlah petani millenial kian bertambah maka juga akan mendongkrak perekonomian di daerah dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dengan begitu, perekonomian di Jawa Timur bisa berkembang dan mengurangi urbanisasi pemuda ke kota.
“Baru sedikit petani di Indonesia yang memanfaatkan teknologi dan internet. Dari data BPS, angkanya masih berkisar 15 persenan. Nah, jika ruang-ruang ini kita manfaatkan secara optimal maka sektor pertanian menjadi usaha yang sangat menjanjikan untuk masa depan,” pungkasnya. (ady)