Sidoarjo Motim – Kobaran api melahap sebuah gudang penampungan kertas Avalan milik PT. Tjiwi Kimia. Yang berada di Dusun Tado, Desa Singkalan Kecamatan Balongbendo. Kejadian kebakaran itu terjadi Senin (31/8) sekitar pukul 16.30 sore. Dengan kondisi udara yang panas dan tiupan angin yang kencang, Api dengan cepat merambat dan melahap tumpukan kertas. Sehingga api terlihat membumbung tinggi.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Sumardji mengatakan, belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran yang menghanguskan tumpukan kertas di area terbuka itu. Pihaknya hingga saat ini masih berupaya melakukan penyelidikan, terkait penyebab kebakaran itu.
“Iya saat ini masih proses penyelidikan lebih lanjut,” kata Sumardji, Selasa (1/9) siang.
Kebakaran itu, awalnya diketahui salah satu karyawan PT. Tjiwi Kimia. Karyawan tersebut melihat asap hitam tiba-tiba membumbung tinggi. Tak lama kobaran api mulai terlihat. Angin kencang membuat api semakin besar. Beruntung area kebakaran itu jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan hanya dikelilingi area persawahan.
Pusat Pengendalian Informasi (Pusdalops) BPBD Sidoarjo mencatat, luas area lokasi kebakaran mencapai 60×40 meter persegi. Sedikitnya enam unit mobil PMK Sidoarjo dikerahkan ke lokasi untuk membantu upaya pemadaman api yang membakar kertas bekas itu.
“Sampai sekarang belum diketahui penyebab kebakaran itu, proses pemadaman juga masih berlangsung dan dibantu oleh PMK dari Mojokerto,” kata Petugas Pusdalops BPBD Sidoarjo, Aslam.
Setidaknya dua unit mobil PMK Mojokerto juga dikerahkan ke lokasi. Ditambah dua unit PMK dari PT. Pakrin dan empat unit mobil PMK dari PT. Tjiwi Kimia sendiri. Api lalu berhasil dipadamkan sekitar pukul 19.00. Meski begitu proses pembasahan hingga kemarin masih berlangsung.
Komandan Pleton PMK Krian Widy Agus menuturkan, hingga saat ini anggotanya masih terus melakukan upaya pembasahan. Bahkan laporan detail juga belum dibuat karena proses di lapangan masih belum usai. Penyebabnya obyek yang terbakar adalah kertas.
“Terlalu banyak tumpukan kertasnya jadi butuh diurai,” paparnya. (ags/jum)
