Lumajang, Motim – Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas akhir-akhir ini. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga terpantau memuntahkan lava pijar. Jalur pendakian pun resmi ditutup demi keamanan para pendaki.
Pos Gunung Api (PGA) di Gunung Sawur melaporkan, pada 28 November 2020, ada letusan dan guguran lava pijar. Letusan teramati 3 kali, asap putih tebal keluar dengan ketinggian sekitar 100 meter ke arah barat daya.
Guguran dan lava pijar teramati 13 kali dengan jarak luncur di antara 500-1.000 meter ke arah Besuk Kobokan. Sementara amplitudo yang terekam, 12 milimeter dengan lama gempa 1.994 detik.
Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Semeru tersebut, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup total jalur pendakian per 30 November 2020. Penutupan dilakukan hingga batas yang belum ditentukan.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang sudah menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan resah terkait peningkatan aktivitas Gunung Semeru. Karena status gunung masih di posisi aman.
“Saat ini masih dalam status Waspada Level II. Jadi masih dalam posisi aman,” kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, Senin (30/11). BPBD juga mengimbau, agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer.
Wawan menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Perhutani dan TNBTS, karena dikhawatirkan nanti luncuran lava pijar semakin panjang. Untuk mengantisipasi adanya kebakaran lahan dan hutan yang ada di lereng Gunung Semeru seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Kita saling memberikan informasi melalui jaring komunikasi untuk melaporkan setiap saat perkembangan hutan maupun aktivitas Gunung Semeru, dan disamping itu kami juga merujukan laporan dari pengamat gunung api yang ada di Gunung Sawur,” pungkasnya. (fit)