Jember, Motim – Calon bupati Jember nomor urut 2 (dua) Hendy Siswanto mengunjungi Kecamatan Wuluhan, Jember. Wilayah ini sejatinya memiliki potensi sumber daya alam yang bisa diolah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Secara geografis, di bagian barat di Kecamatan Wuluhan terdapat Sungai Bedadung yang bermuara di Puger/Pancer. Di sisi selatan pantai berdiri kokoh Gunung Watangan. Sedangkan di ujung timurnya terdapat wisata pantai dan hutan yang cukup dikenal, yaitu Tanjung Papuma. Pantainya bersih dan panoramanya indah. Sedangkan di sebelah barat terdapat muara di mana para nelayang menyandarkan perahu-perahu mereka, juga ada hutan dan pemandian alam Kucur.
Dalam kesempatan bertandang tersebut, Haji Hendy, yang berpasangan dengan Gus Firjaun di Pilkada 2020, menemui Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan). Kecamatan yang terdiri dari 7 desa itu sebagian besar penduduknya adalah petani, baik melakukannya secara perseorangan maupun berkelompok dalam organisasi Kelompok Tani.
“Program untuk sektor pertanian harus tepat sasaran dan mendatangkan manfaat untuk para petani,” ujar Haji Hendy di hadapan para anggota Gapoktan, Senin (5/10).
Pasangan Haji Hendy-Gus Firjaun menempatkan pertanian sebagai sektor utama yang wajib dibenahi di Jember. Pasalnya, mayoritas petani di kabupaten ini termasuk kelompok masyarakat prasejahtera atau berada di bawah garis kemiskinan.
“Mayoritas masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan itu adalah petani dan buruh tani. Untuk itu sektor pertanian harus segera dibenahi. Sektor ini cukup krusial, karena bisa berdampak ke sektor lainnya,” ujar Haji Hendy.
Untuk membenahi sektor petanian dibutuhkan terobosan program yang tepat sasaran dan mendatangkan manfaat bagi para petani. Tidak cukup para petani hanya diberi kartu yang ternyata sampai saat ini para petani sendiri mempertanyakan kegunaannya.
“Jangankan Bapak-Ibu yang menerima kartu itu. Saya sendiri juga belum tahu apa kegunaannya. Saya melihat bahwa program itu terkesan terburu-buru dan tanpa riset yang mendalam, sehingga para petani sendiri kebingungan dengan program tersebut,” jelasnya.
Menurut hemat Haji Hendy, selama ini pemerintah daerah menganaktirikan dan kurang memperhatikan petani. Lebih parah lagi, kebutuhan pokok para petani seperti pupuk tidak bisa dipenuhi. Konsekuensinya jelas, banyak petani mengalami penurunan pada hasil panennya. Bahkan tidak sedikit yang gagal panen.
“Realita yang ada, selama lima tahun terakhir, para petani dibiarkan berpikir keras sendiri untuk mencari jalan keluar. Sudahlah kesulitan dalam mencari pupuk, kesulitan meningkatkan kualitas hasil pertanian, dan setelah panen, masih dibuat pusing bagaimana menjual hasil tani mereka,” tukas Haji Hendy, sambil melanjutkan,
“Lalu pemerintah daerah tugasnya selama lima tahun terakhir ini apa? Lihat, para petani hidupnya kesulitan dan butuh perhatian serta pertolongan dari pemerintah.”
Secara turun temurun, para petani di Jember mayoritas berprofesi sebagai petani. Dan pemerintah daerah wajib mengawal ikhtiar mereka dengan memberikan hak-hak mereka agar pertanian maju dan berkembang. Toh sejarah telah membuktikan, bahwa Jember pernah berprestasi menjadi kabupaten yang berhasil swa sembada pangan dan para petaninya hidup makmur sejahtera.
Bila sekarang nasib dunia pertanian dan para petani Jember terpuruk seperti sekarang, tentu ada yang salah. Termasuk kebijakan yang selama ini membuat para petani ketergantungan pada pupuk subsidi. Alhasil, tatkala pupuk subsidi langka di pasaran, petani gelagapan, bingung memenuhi kebutuhan pupuk untuk tanah garapannya.
Ke depan, dengan izin dan ridho Allah serta amanah masyarakat kepada dirinya dan Gus Firjaun untuk memimpin Kabupaten Jember 2020-2025, Haji Hendy akan mencanangkan pembangunan pabrik pupuk di setiap kecamatan. Para petani akan bisa mendapatkan pupuk dengan mudah dan dengan harga terjangkau. Ini untuk kemajuan dunia pertanian Jember yang akan berpengaruh besar terhadap kemajuan dan kesejahteraan Kabupaten secara keseluruhan.
“Kita wajib segera membangun pabrik pupuk untuk memenuhi kebutuhan petani akan pupuk. Selama petani ketergantungan pada pupuk subsidi, selama itu juga petani sulit untuk maju dan sejahtera. Mari kita bersama-sama membenahi permasalahan ini semua. Bersama para petani, kita benahi masalah yang ada. Petani sejahtera, Jember sejahtera,” imbuh Haji Hendy. (hariansuara.com)