Lumajang, Motim-Setelah pelaku usaha mendapatkan angin segar dari pemerintah terkait bantuan modal usaha sebesar Rp 2,4 juta yang saat masih proses pendataan. Kini giliran petani palawija yang menjerit.
Informasinya, karena jumlah stok barang dari petani sangat tinggi. Sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap palawija relatif normal (tidak ada peningkatan) menyebabkan harga palawija anjlok, khususnya cabai dan tomat.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat dikonfirmasi media beberapa waktu yang lalu mengatakan, bahwa harga palawija sedang turun karena daya konsumsi masyarakat menurun. “Saat ini harga palawija tidak berpihak pada petani,” katanya.
Ia juga menyampaikan jika petani sangat terpukul dengan kondisi seperti ini, selain hasil taninya murah juga karena kelangkaan pupuk subsidi yang beredar di masyarakat.
Menurut salah satu pedagang di pasar Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, Ali Sutikno menyampaikan bahwa harga cabai saat ini murah.
Cabai merah sret dia kulak dengan harga antara 10 ribu sampai 11 ribu, dan dijual ke konsumen antara 15 ribu hingga 16 ribu per kilogram. Cabai hijau kecil 10 ribu dan tomat dengan harga jual 2 ribu sampai 2.500 per kilogram.
“Gubis juga murah, sekarang harga jualnya sekitar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 sekilonya,” katanya saat ditemui Memo Timur di pasar, Selasa (8/9/20) pagi.
Meski demikian, ada cabe yang harganya naik, yaitu cabe merah besar. Dia kulak dengan harga 19 ribu per kilogram dan dijualnya antara harga Rp 20.000-21.000 per kilonya. Yang sebelumnya hanya 8 ribu per kilonya.
Sedangkan menurut Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Hairil Diani menyampaikan, berdasarkan laporan hasil pemantauan harga di Pasar Baru, Pasar Pronojiwo dan Pasar MKS, per tanggal 8 September ini, khusus untuk harga cabai ada peningkatan, pesannya saat dihubungi via teks WA.(cw7)