Jember, Motim-Harga cabai di Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan. Bahkan selama sebulan belakangan kenaikan hampir 50 persen, dan menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kabupaten Jember.
Hal itu diketahui dari rilis yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember, Kamis (1/4/2021).
“Pada Bulan Maret 2021, tercatat Jember mengalami inflasi sebesar 0,45 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,35 persen,” ujar Kepala Seksi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember, Candra Birawa saat rilis via daring bersama sejumlah wartawan.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi, kata Candra, adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“Sebesar 1,66 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen,” sebutnya.
Jika dirinci dari sebelas kelompok pengeluaran, lanjutnya, tiga kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan enam kelompok pengeluaran stabil.
“Komoditas cabai rawit dan daging ayam ras masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Kenaikan harga cabai pada bulan Maret 2021 dari bulan Februari 2021, tercatat mencapai 49,03 persen dengan andil inflasi sebesar 0,223 persen,” jelasnya.
Terungkapnya Inflasi itu, diketahui dari harga cabai di pasar-pasar tradisional di Jember.
“Yang diketahui mengalami lonjakan. Dengan harganya (cabai) itu, hingga menembus lebih dari Rp 100 ribu per kilogram,” katanya.
Sementara itu dari pantauan wartawan di sejumlah pasar tradisional di Jember, kata Candra, harga cabai sempat mencapai Rp 130 ribu per kilogramnya.
“Bahkan harga itu, lebih mahal dibandingkan harga daging sapi yang per kilogramnya dihargai Rp 110 ribu pada awal bulan Maret kemarin,” ungkapnya.
Terkait melonjaknya harga cabai itu, diduga karena pasokan cabai sangat terbatas. Sehingga menyebabkan harganya meroket.
“Salah satu faktor yang mempengaruhinya, adalah faktor curah hujan yang tinggi. Selama sebulan belakangan,” ujarnya.