Surabaya Motim – Sebagai respons terhadap tantangan ancaman siber dalam menjaga keamanan informasi, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim) mengadakan Rapat Evaluasi Serangan Siber bagi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (12/2/2025). Kegiatan yang berlangsung di Lt.4, Ruang Anjasmoro kantor Dinas Kominfo Jatim tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin.
Rapat ini bertujuan, untuk mengevaluasi insiden serangan siber yang terjadi, mengidentifikasi kelemahan dalam sistem keamanan, serta merumuskan langkah-langkah strategis guna meningkatkan ketahanan siber di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kegiatan diikuti oleh 130 orang, terdiri dari pejabat fungsional pelaksana TIK, petugas admin sosial di perangkat daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Dalam arahannya, Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita, menyampaikan, kegiatan ini memang mengundang para pengelola keamaban siber dan pengelola media sosial. Karena ternyata evaluasi di tahun 2024 ada banyak serangan insiden siber juga ke media sosial yang dikelola oleh perangkat daerah di Pemprov Jatim.
“Ini semua memang karena konsen kita di Kominfo Jatim adalah untuk menjaga keselamatan dan keamanan informasi dan melindungi serangan siber,” jelas Sherlita.
Lebih lanjut, Sherlita menerangkan, pada tahun 2024 bulan Juni adalah bulan yang paling banyak mendapatkan serangan siber dengan jumlah serangan 4,98 milyar ke akun Pemprov Jatim.
“Maka, tolong dicek lagi keamanan informasinya apakah sudah di domain Jatimprov.go.id. Kominfo Jatim bertugas mengawal keamanan informasi di dalam domain Jatimprov.go.id,” terangnya.
Apabila dianalisis dari jenis akun atau aplikasi yang terancam serangan siber, Sherlita menyebutkan, aplikasi yang paling banyak di serang adalah aplikasi yang dipakai masyarakat.
“Berdasakan laporan bidang persandian di Dinas Kominfo Jatim. Kami setiap harinya rata-rata mendapat 20 sampai 30 juta serangan siber. Untuk menangani itu, kami tindak lanjuti selama 24 jam, dengan diawali penerbitan notifikasi lalu kami lakukan take down apabila tidak ada respon sampai kita tangani bersama,” papar Sherlita.
Pada tahun 2023, Sherlita mengungkapkan, insiden pada perangkat daerah di Pemprov Jatim terdapat 233 serangan yang didominasi sejumlah 180 serangan judi online.
“Sedangkan pada 2024, insiden serangan siber pada perangkat daerah total sebanyak 166 serangan yang didominasi oleh serangan judi online sebanyak 146 serangan,” ungkap Sherlita.
Terkait media sosial, Sherlita mengatakan, bahwa saat ini serangan siber tidak hanya terjadi pada website atau aplikasi pemerintah saja melainkan juga akun media sosial pemerintah.
“Maka kami menyambut baik dan mengapresiasi para pengelola media sosial di perangkat daerah Pemprov Jatim yang rajin mengelola dan mengecek media sosialnya. Terutama yang hadir dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, bahwa seluruh perangkat daerah di lingkup Pemprov Jatim saat ini sudah memiliki akun media sosial yang semuanya berjumlah 64 akun instagram, dengan 40 akun centang biru dan 24 akun belum bercentang biru.
“Upayakan setelah ini bagi akun media sosial yang belum bercentang biru supaya bercentang biru sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat,” imbau Sherlita.
Sherlita juga menganjurkan, supaya para pengelola media sosial pemerintah sering mengintip akun media sosialnya agar siaga dalam menjaga keamanan dari serangan siber.
“Kami berkepentingan mengundang pengelola media sosial sehingga bisa sharing pengalaman datangkan BIN dalam kegiatan ini. Dinas Kominfo Jatim memiliki tugas mengawal keamanan informasi di Jawa Timur. Melalui rapat evaluasi ini saya berharap kita dapat meningkatkan koordinasi antar perangkat daerah dalam menangani ancaman siber dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk memperkuat sistem keamanan siber kita baik dari segi teknologi, sumber daya manusia maupun kebijakan,” pungkasnya.(*/ady)